Friday, November 28, 2008

PESONA LAIN SINGAPURA

Mungkin bagi sebagian besar orang, Singapura identik dengan surga belanja. Apalagi ajang promosi belanja besar-besaran sudah mentradisi setiap tahunnya melalui “Singapore Great Sale”. Namun perjalanan kami membuktikan bahwa di luar ‘trade-mark’ itu, Singapura juga menyimpan pesona lain, yaitu surga wisata pendidikan bagi anak-anak.

Kami ingin sekali kunjungan ini untuk mengisi liburan sekaligus membuka wawasan tentang Singapura dengan segala keunikannya, seperti museum, pusat sains, maupun wisata budaya yang memperlihatkan keragaman etnisnya. Alhasil, setelah banyak membongkar info dari media cetak, internet, juga dari Singapore Tourism Board (STB), kami putuskan untuk mengunjungi Singapore Science Centre, Snow City, Clarke Quay, Asian Civilisation Museum, China Town, Little India, selain menyisihkan waktu mencicipi aneka hidangan khas Singapura dan berbelanja ke Mustafa Centre.

Singapore Science Centre (SSC) bisa dikategorikan sebagai pusat pembelajaran ilmu sains praktis bagi keluarga. Sejak dari pintu masuk, banyak percobaan yang bebas diutak-atik dan dicoba pengunjung. Sangat banyak galeri yang tersedia dengan ‘keajaibannya’ masing-masing, dari adu cepat menekan berpuluh tombol merah yang saling berpencaran dan menyala dengan acak, pura-pura jadi penjaga gawang, aneka permainan tipu-mata di galeri The Eye Minds hingga robot anjing Aibo yang bisa beraksi saat kita berseru “Hallo!” serta dokumentasi lengkap kehidupan Einstein.

Bagi anak-anak, yang paling berkesan di SSC adalah monitor yang bisa memfoto wajah kita dan kemudian menyajikannya saat bayi, remaja, dewasa, dan tua. Kami terbahak-bahak hingga mengucurkan air mata ketika menyaksikan foto bayi papanya anak2. Anak2 protes, masak bayi lahir sudah jenggotan sih, hehe…

Anak-anak sangat betah di sini, dan empat jam berlalu tanpa terasa, itupun belum seluruhnya kami jelajahi.

Salah satu kepolosan anak-anak adalah ketika kami mencoba Mass Rapid Transportation (MRT). Niat memperkenalkan transportasi baru kepada anak-anak ini membawa dampak lain yaitu betapa hebohnya mereka! Beberapa kali mereka berlari usai meletakkan kartu MRTnya di layar dekat pintu masuk/keluar serta berebut memencet tombol area tujuan di mesin otomatis. Saat ditanya, keduanya serempak menjawab yang paling seru waktu naik-turun MRT! Hahaha, pantas saja mereka selalu kembali ceria ketika naik MRT meski sedetik sebelumnya mengeluh capek!

Kami sempat juga mencoba ‘river taxi’ alias kapal tongkang di Clarke Quay. Suasana sungai menjelang malam, tenda-tenda kafe sepanjang sungai, lampu-lampu meja yang cantik, patung Merlion yang terus memuntahkan air dari mulutnya, teater Esplanade di seberang serta Asian Civilisation Museum di sisi lainnya, sungguh pemandangan eksotis! Dipikir-pikir, bisakah Sungai Ciliwung disulap menjadi wisata seperti ini?
Mau cari kain, mix-nut, barang elektronik, jam bermerek, emas, boneka dan permainan anak-anak? Jangan cemas, semua bisa kita jumpai di Mustafa Centre, pusat perbelanj aan 24 jam yang ‘kagak ada matinye’. Jika lapar, tak perlu jauh-jauh. Di seberang Mustafa, banyak bertebaran resto a la Asia Selatan yang menyajikan menu populernya, yaitu nasi ayam briyani, murtabak telur, dan aneka jus. Porsinya pun sangat memuaskan perut, malah bisa-bisa kita yang shock dengan ukuran jumbo piring ataupun gelas jusnya! Jika ingin porsi yg ‘lebih beradab’ bisa ke pasar di Little India, di situ ada nasi ayam plus udang goreng tepung yang garing, juga nasi goreng kampong yang yummy…

Salah satu kelebihan Singapura adalah betapa mudahnya kita menjumpai resto kecil/menengah yg memampangkan sertifikat halal dari MUI Singapura. Kalaupun tak tampak, dengan jujur para pelayannya bilang “No halal” seraya menyuruh ke resto/food-court di sebelahnya. Buat kami yang muslim, sikap ini sangat menumbuhkan respek, karena kami merasa nyaman menyantap makanan yg kami pilih. Padahal Singapura bukan negara mayoritas muslim, sementara di Jakarta sendiri sulit rasanya kita jumpai penjual sejujur itu.

4 comments:

Sekar Lawu said...

ini blog kok gak ada fotonya yaa..., juga postingan tentang singapura yang ini...mana dong Di, fotonya...?

Ayik dan Ernut said...

(ernut)
Salut untuk MUI Sing!

Diana said...

Waduh atu lagi mbakku yg proteshehe... iya nih Mbakyu, blum sempet juga mpraktekin ke blog, pdhl abangku sdh ngajarin sjk bbrp wkt lalu... Uji-imajinasi dulu deh, hihi ngeles dah!

Anonymous said...

Foto...! Foto...! Ayo dong mbak Diana, suami 'dikaryakan' dong. Pasti banyak foto fantastis kan yang dijepret sama si abang. Ekspresi anak2 yang naik-turun MRT, ada nggak? ;)