Karya : TAUFIQ ISMAIL
Ketika seribu tahun pertama
Dipasang api neraka
Semakin keadaannya
Menjadi putih warnanya
Ketika seribu tahun kedua
Menyala api neraka
Bertambah panas keadaannya
Menjadi merah warnanya
Ketika seribu tahun ketiga
Berkobar api neraka
Memuncak panas keadaannya
Akhirnya hitam warnanya
Hitam yang kelamnya bersangatan
Panas yang tak terhitung bilangannya
Besar tak terukur dimensinya
Serta tak pernah padam-padamnya
Sekiranya jahanam terbuka
Seukuran lubang jarum saja
Api yang bocor dari dalamnya
Membakar bumi jadi bubur api
Sekiranya? sekiranya lepas mata rantai
Yang melilit membelenggu neraka
Dan dikalungkan di gunung dunia
Gunung amblas dan berlubang dunia
Demikian kisah Jibril pada Rasul kita
Berita demikian dahsyat mengerikannya
Mereka menangis mencucurkan air mata
Mereka menangis mencucurkan air mata
Sejak itu tak bisa tertawa keras Rasul kita
Sejak itu tak bisa terbahak-bahak Rasul kita
Mengingat dahsyatnya api jahanam
Mengingat bagaimana nasib manusia
Mengingat bagaimana nanti nasib ummatnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Mereka takut dengan apa yang mereka lihat padahal ada sesuatu yang lebih mengerikan dari apa yang mereka lihat...
mereka tertawa diatas rintihan kaumnya padahal mereka tidak tau apa yang telah menanti mereka...
Puisinya mengerikan mbak diana, membuat saya lebih introspeksi diri. terimakasih
Post a Comment