Sunday, September 21, 2008

QAAF...

Saat tadarusan di mesjid dekat rumah, entah mengapa sang ustad yang sepekan pertama bolak-balik mengkaji juz Amma, pekan ini menunjuk surah Qaaf untuk dibaca bergantian sembari memperbaiki lafal pengucapan/makhrajnya. Awalnya aku tidak terlalu ngeh dengan arti atau terjemahnya, namun ketika 2 kali pertemuan terakhir sebelum penutupan Sabtu lalu, kubawa qur'an terjemah per kata terbitan Syaamil, dan... tertegunlah aku dibuatnya, terpana oleh isi surah tersebut.

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Ingatlah ketika dua malaikat mencatat perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat (ayat 16-18) ... (Ketika kiamat) Setiap orang akan datang bersama malaikat pengiring dan malaikat saksi (ayat 21) ... Allah berfirman, "Lemparkanlah keduanya (sang manusia dan qarin/setan pengiringnya) ke dalam neraka jahanam, semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat enggan melakukan kebajikan, melampaui batas, dan bersikap ragu-ragu, yang mempersekutukan Allah dengan tuhan lain, maka lemparkanlah dia ke dalam azab yang keras (ayat 24-26)."

Astaghfirullah, bagaimana tidak tercenung, kita acapkali lupa bahwa senantiasa ada yang mengawasi laku-tindak kita, di tempat terpencil sekalipun, yang kita seolah merasa aman dan nyaman di dalamnya. Lupa bahwa ada asisten-Nya dan juga tentu saja Dia, yang Maha Menyaksikan, setiap langkah kecil maupun langkah besar kita, dalam keseharian ini. Juga saat sikap ujub itu merasuk, meremehkan, merasa rendah diri, hina di hadapan-Nya, tidak ikhlas, murka, dan sebagainya, kita seringkali merasa bahwa hanya kita saja, mahkluk kasat mata yang tiada punya nilai kekal, dan bebas merdeka dari persaksian maupun pencatatan super rapi dari Sang Khalik? Na'udzubillah min zalik...

Deras air mata menganak sungai, hingga sepucuk kecil sapu tangan tak kuasa menampungnya, karena hati serasa digempur teguran keras-Nya, diingatkan akan dosa-dosaku yang bagai pepasir, berserakan di segala penjuru dunia fana ini... Apalagi sang ustad juga sekaligus mengingatkan tentang i'tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan, yang diibaratkannya laksana wukuf kecil. Dan betapa besar rahmat-ampunan-Nya yang bisa diraih oleh kita melalui i'tikaf ini, kita sebagai mahkluk-Nya yang hina-dina dan compang-camping penuh borok dosa ini...

Ya Rabb, luruskan senantiasa hati ini untuk selalu hanya tertuju kepada-Mu, jangan biarkan kami bertakzim kepada selain diri-Mu...

Selamat beri'tikaf, berkhalwat dan berasyik-masyuk hanya dengan-Nya, serta menjemput berkah, rahmat dan ampunan-Nya...

No comments: