Wednesday, February 13, 2008

BULANG (IBU-IBU PETUALANG): PASAR MALAM

Malam mingguan enaknya ke mana yah? Eit, jangan mikir beduaan man, ini mah rombongan keluarga bahagia (haha, insya Allah!) yang tengah bosan dengan rutinitas menyantap nasgor di ujung jalan sono :)

So setelah melalui perundingan ketat bin alot (ini rapat apa makan steik sih??), dilampiri dengan berbagai dalih dan survei lumayan matang dari bos besar penyandang dana, akhirnya lahirlah keputusan untuk menjajal pecel lele di perkampungan atas masjid. Ok, kemon lah yaw...

Naah, ceritanya malam minggu lalu itu kali ketiga rombongan kami mencicipi hidangan di situ, alhamdulillah cocok aja tuh. Bukan tipe
high-involvement alias rewel dengan aneka toto dahar, servis, plus senyum angkuh sang pelayan (wong ini just using gerobax dorong sederhana and 2 mbak-mbak muda usia yang manis-manis kok),pokoke asal mak nyuuus, hayo sergap, laparrr soalnya, hehe...

Usai melicintandaskan hidangan pecel lele/ayam, sang bos mengajak untuk melewati rute lain, itung-itung nunggu 'makanan turun' kate orang tua dulu. Dasar nasib bae', kok ya pas digelar pasar malam, pasar rakyat gitu deh. Ada es krim seribu (paket serbu serba lima rebu McD mah lewat!), VCD bajakan, mainan anak-anak, mesin jahit portabel mirip straples, juga... komidi putar (untung inget udah tua, kalo ngga mah, langsung mbayar trus naik deh, hehe...)! Setelah penjajagan 1 babak, akhirnya lembar-lembar ribuan mulai meluncur mulus dari dompet mboke and bapake anak-anak. Es krim dan mesin jahit sukses diboyong, total ngga sampe 20 rebu sodara-sodara! Asyik kan?

Yang fantastis adalah antusiasme warga, rakyat kecil, hilir-mudik ngga putus-putus. Dan yang bikin takjub, kayaknya bukan cuma warga sekitar situ yang tertarik berkunjung, tapi juga yang lokasi rumahnya agak jauh. Terus-terang, perasaan waktu itu overwhelmed lah, campur-aduk, antara senang, miris, sedih, betapa sodara-sodara kita, sebangsa setanah air, yang kebetulan masuk golongan menengah ke bawah, begitu haus dengan hiburan seperti pasar malam begini. Harapan sih sering-sering aja diadain lah, buat sarana refeshing, penghilang stres di tengah kecemasan membumbungnya harga-harga, ancaman penggusuran, juga kecemasan di-PHK.

Setuju sodara-sodara??

3 comments:

Anonymous said...

wah dah lama aku ndak ke pasar malam seperti cerita mbak di atas, pasti asyik ya, dulu di desaku sono, pas oktober selalu ada pameran pembangunan, ada pasar malamnya juga, dekat rumah lagi, rumahku jadi sering dijadiin tempat parkir buat murid2ku yg mau nonton, kadang bareng2 muter2 sama mereka habis kelas selesai.

zuki said...

ini tulisan gaya amat yak ... :-P tapi emang seru sih ... :)

Anonymous said...

wah, saya mesti nyoba nih sesekali ke pasar malam begitu. padahal beberapa kali digelar nggak begitu jauh dari rumah, tapi nggak ada yang nemenin sih... :(