Sabtu kemarin, aku dan suami menghadiri acara walimatussafar (pelepasan haji--terj. bebas) seorang tetangga. Ini kali kedua dalam waktu berdekatan, setelah sebelumnya 2 pekan lalu, seorang teman satu kelompok pengajian juga berangkat.
Ah, pergi haji, menyongsong Allah di rumah-Nya, Baitullah. Rindu ini tiba-tiba saja kembali merebak, setiap kali ada teman yang berangkat. Rasanya sudah terlampau lama kami pergi ke sana, tahun 1998. Bisa dikatakan kami pergi tanpa persiapan mental apapun, lebih sibuk dengan persiapan fisik, olahraga dan makan suplemen, bagaimana pengaturan soal penitipan anak yang waktu itu masih usia 2 tahun, belanja barang seperti gembok digital, baju-baju, tali jemuran (maklumlah, haji ONH Biasa, bukan haji abidin/atas biaya dinas, apalagi ONH Plus. Ngga cukup lah uangnya, hehe...).
Banyak kisah, banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik, insya Allah hingga detik ini. Sabar? Waah, itu kata kunci nomor wahid deh, dan di sanalah kita benar-benar digodok untuk mempraktekkan sabar kita. Sejak di Pondok Gede, menanti pesawat, antri di toilet pesawat, saat pemeriksaan imigrasi, menunggu lagi bus yang akan membawa kami ke Mekkah, tersesat saat melontar, thawaf-sa'i, saat jatuh sakit atau justru ketika suami sakit tatkala wukuf di Arafah dan nyaris kena heat-stroke. Subhanallah, ke mana sabar ini ada dalam genggaman, dan di mana pula isitighfar senantiasa dilafazkan, Allah seolah membukakan pintu langit-nya untuk kita, menaburkan kasih dan kemudahan. Aku jadi kian percaya, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS Alam Nasyrah,6)
Buat teman-teman yang akan berangkat, barakallah, Allah memberkahi perjalananmu. Jangan sia-siakan kesempatan terbaik ini untuk kian mendekatkan hatimu kepada-Nya, merasakan keagungan-Nya...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Buat yang telah berangkat, berikanlah kesempatan kepada yang lain. Cukuplah umroh, yang kalau dilakukan dengan serius insya Allah akan juga memberikan pencerahan bagi hidup kita ...
Maha Besar Allah ... sungguh kenikmatan mengunjungi tanah suci sulit terbayarkan ....
Insyaallah keluarga ibu selalu diberi keberkahan dan kemurahan rizqi untuk memenuhi kerinduan kembali ke baitullah. amin
Post a Comment