Orang tua yang menginginkan anandanya berbakti kepada Allah SWT hendaklah berkaca dengan style Allah saat memerintahkan hamba-Nya untuk bertakwa maupun melaksanakan berbagai amal kebajikan. Dia tidak pernah membebani makhluk-Nya kecuali sebatas kemampuannya, dan itu berarti Allah memahami betul keterbatasan dan ketidaksempurnaan kita sebagai ciptaan-Nya bukan?
Tidak membebani anak dengan tugas-tugas yang tidak sanggup ia lakukan adalah wujud sebait cinta kita selaku orang tua. Terkendalanya ia dalam melaksanakan tugasnya bisa disebabkan oleh banyak hal, entah karena ia belum siap akibat faktor usia, fisiknya, atau tingkat kemampuan yang kurang memadai. Kita perlu mendidiknya dengan bijak dan lemah-lembut serta hindari untuk terlalu menuntutnya untuk sanggup melaksanakan segala macam tugas saat itu juga. Perintah serba harus dan "serta-merta harus bisa" tidak akan pernah merangsang anak untuk kreatif dan antusias mengerjakan kebaikan, justru sebaliknya ia perlahan berubah laksana robot atau mesin yang kehilangan energi kreatif serta daya inovasinya. Menyedihkan tentu saja... Bila ini berlanjut, bisa terjadi pengebirian akal maupun jiwa, dan bukankah itu bermakna kita telah teramat zalim terhadap buah hati kita sendiri? Na'udzubillahi min zalik...
Jika seorang anak memperoleh tugas sesuai kesanggupannya, semangatnya akan berkembang, di samping itu perasaannya terhadap orang tua ikut berkembang ke arah positif, sehingga secara bertahap tumbuh dorongan untuk berbakti kepada orang tua. Dan inilah yang sepatutnya perlu senantiasa dijaga dan dipelihara oleh orang tua, yaitu ketakutan dan kecemasan putra-putrinya beroleh murka Allah lantaran tidak melaksanakan apa yang ditugaskan oleh orang tuanya.
Maka, selalulah sandarkan perintah dan larangan kita kepada sang buah hati dengan dasar cinta dan taqwa kita kepada-Nya, maka hati ini pun insya Allah senantiasa lembut...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment