Oleh :
Sapardi Djoko Damono
tajam hujanmu
ini sudah terlanjur mencintaimu:
payung terbuka yang bergoyang-goyang di tangan kananku,
air yang menetes dari pinggir-pinggir payung itu,
aspal yang gemeletuk di bawah sepatu,
arloji yang buram berair kacanya,
dua-tiga patah kata yang mengganjal di tenggorokan
deras dinginmu
sembilu hujanmu
Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
8 comments:
sajak patah hatikah?
sama
selamat
puisi2 Sapardi selalu memukau...
Iya mbak Ammar, sejak kecil aku sdh senang puisi, ngga hrs sapardi atw Chairil Anwar. Jg ngga hrs sdg patah hati kok, kl 'dalem' & aku ngerti & suka, ya sudah. hehe, simpel banget ya?
Mrasa sama dengan apa yang dilantunkan sipuisi ini mba?
Kayaknya cinta yang gak bersambut yaa?? :D atau ???
Tapi kan gak mungkin cinta gak bersambut kan.... duh penasaran.... Maknanya apa yahhh..:D
mbak Rita: bisa multi-tafsir sih kurasa, mgk sajak patah hati (kyk mas ilyas bilang), perasaan dikhianati, pedih-peri, atw lainnya? Asyik ya bahas puisi :)
Waduh baca puisi ini jadi mengingatkan aku pada masa2 dulu...Masa dimana aku bisa tertawa lepas...
pujangga Indonesia kang...
ato cinta yg nggak kesampaian...
Post a Comment