Thursday, February 19, 2009

SUDAHKAH ANDA MEMBUAT SURAT WASIAT?




Pada pengajian Sabtu kemarin guru ngajiku membahas tentang Perang Palestina yang terakhir. Kita tahu cukup banyak warga dunia yang ingin membantu rakyat Palestina dalam menghadapi gempuran roket dan bom-bom tentara Israel, termasuk di antaranya warga negara Indonesia. Namun yang baru kutahu adalah informasi bahwa Hamas tidak mau menerima begitu saja 'para sukarelawan' ini, atau dengan kata lain, mereka tidak ingin ada orang mati konyol dan nyawa berpulang dengan sia-sia.

Hamas mensyaratkan para jundullah (prajurit Allah) yang ingin membantu pasukan Palestina dengan 5 syarat berat, jika tidak bisa disebut amat sangat berat, yaitu:

1. Harus hafal surah Al-Anfaal
2. Shalat Subuh harus berada di shaf pertama dan tidak ketinggalan takbiratul ihram
3. Hafal hadits-hadits tentang jihad, termasuk sanad-sanad (perawinya)
4. Berasal dari keluarga mujahid, tidak pernah meninggakan shalat 5 waktu
5. Sudah menulis surat wasiat, beserta hutang-hutangnya yang sudah dilunasi

Subahanallah, semua syarat ini membuat merinding, rasanya tiada satupun aku bisa memenuhi syarat ini. Mungkin yang bikin kening kita langsung berkerut adalah syarat membuat surat wasiat. Memangnya kita sudah siap mati? Rasanya meskipun siap daftar dan siap berangkat perang di Palestina, pemikiran untuk syahid di sana jauh dari bayangan. Padahal lain lagi isi benak pikiran orang-orang Hamas, bahwa pertempuran ini bukanlah permainan dan senda-gurau belaka!



Tapi pernahkah terlintas dalam benak betapa tanpa harus pergi ke medan juang pun kita pasti akan dijemput malaikat mautnya, seberapapun tidak siapnya kita? Jadi, kata guru ngajiku, memang alangkah baiknya kita mulai detik ini membuat surat wasiat yang diketahui anggota keluarga, minimal pasangan hidup kita. Hitung-hitung jaga-jaga, kalau Allah sudah berkehendak mencabut nyawa kita, kita tidak meninggalkan anak dan suami/isteri kita dalam kebingungan, misalnya tiba-tiba ada penagih hutang yang tidak tahu rimbanya menyodorkan list hutang kita.

Tahukah bahwa orang sekaliber khalifah Umar pun merevisi surat wasiatnya setiap pekan? Atau ustadzah Yoyoh Yusroh bahkan tiap 2 hari sekali memperbaharuinya, dengan kesibukan seabrek? Lalu bagaimana kita?

Hm, bismillah, insya Allah aku mau bikin draft surat wasiatku, pesan dan mungkin nasehat terakhir untuk suamiku tercinta, imamku, selama hayat dikandung badan, serta putra-putriku terkasih, amanah indah yang Allah sematkan dan titipkan padaku...

Anda mau juga mulai menuliskannya?

4 comments:

Sekar Lawu said...

iya sih Mbak,...tapi masih bingung mo nulis apa. Kalauk ditulis di blog gimana yak ? serius iki Mbak...

Anonymous said...

@ayik: kaluk warisan ditulis di blog padahal warisane utang....rak isin aku..

Diana said...

:) Ah duo mbak ini, ada2 aja. Hm, aku juga masih bingung formatnya, belum ketemu yang pas :)

Anonymous said...

hy.... visit night... gud blog... "Go BLOG" in yo'r scream....