Tuesday, December 23, 2008

MENJADI IBU INSPIRATIF

Senin kemarin dengar Delta FM pagi-pagi sambil supersibuk dengan tetek-bengek urusan rumah tangga. As usual, dia minta para pendengar setianya untuk meng-SMS, dan kali ini terkait dengan Hari Ibu, dia minta kita mengajukan nama ibu bangsa yang menjadi sumber inspirasi beserta alasannya. Hm, sounds interesting...

Setelah menimbang-nimbang, dan dari sekian jumput pengalamanku bergelut dengan aneka karakter wanita yang kujumpai, aku tiba pada kesimpulan bahwa untuk menjadi seorang ibu inspiratif, gelar/titel sarjana S1, S2, S3, atau bahkan profesor sekalipun yang bererot panjangnya itu bisa dinafikkan atau dienyahkan. Ekstrim? Maybe, okelah... Tapi sadarkah bahwa seorang ibu dengan titel S3 sekalipun tidaklah menjamin dia sanggup dan kredibel mengasuh buah hatinya dengan mumpuni selevel titelnya itu? Berapa banyak orang tua yang superpandai tapi anaknya keleleran atau terlibat kenakalan remaja? Artinya boleh-boleh saja dia punya gelar yang membanggakan hatinya sampai sesak nafas, tapi saat dia menjadi ibu, kualitas keibuannya hanya setara tingkat SD! Hm, sungguh memprihatinkan bukan?

Maka justru lebih mulia ibu-ibu bersahaja yang mungkin buta aksara tapi bisa membekali putra-putrinya semangat kejujuran, tak kenal menyerah oleh badai kehidupan, senantiasa haus akan ilmu pengetahuan, beramal tanpa pamrih, dan suatu hari kelak menjadi seseorang yang diandalkan agam dan bangsanya. Pernahkah Anda tergelitik untuk tahu siapa wanita di balik kelurusan hati seorang ustad Rahmat Abdullah almarhum, atau Kak Seto, atau penulis yang tengah naik daun, Andrea Hirata?

Jadi, ketika Farhan mengusulkan nama-nama seputar Megawati, Ibu Ani Yudhoyono, dan beberapa nama lainnya, mantap kuketik nama Ibu Muslimah, sang guru Laskar Pelangi, sang motivator sejati, yang bisa membantu anak didiknya untuk berani bermimpi melampaui batas cita-cita sekelompok anak-anak miskin di Belitong.

Subhanallah, aku jadi merenung, sudahkah aku, di jejak kakiku hari ini, menjadi ibu sumber inspirasi bagi buah hatiku? Semoga Allah masih memberi aku peleuang untuk melakukannya, seoptimal yang kubisa, hingga detik akhir masaku...

4 comments:

Diah Utami said...

Lewat media blog ini aja mbak Diana sudah berbagi cerita sebagai ibu yang inspiratif. Salut! Berbahagialah Kuni dan Yusuf (eh, betul kan, itu nama anak-anak mbak Diana dan bang Zuki?)

Diana said...

Horee, nilai 100 utk mbak Diahku soal nama anak2:D Bu guru teladan, hehe...

Duh astaghfirullah, mdh2an pujiannya ga bikin ge-er, blm apa-apa tinggalanku mbak...

Anonymous said...

Lha, 'soalnya' cuma dua. Kalo betul dua-duanya ya 100. Kalo salah satu, langsung 'jeblok' nilai saya. Hehehe...
Semoga jadi keluarga sakinah ya mbak.

Mamah Ani said...

Bu Muslimah?
Iya banget. Sungguh mengagumkaan ya totalitas pengabdian dan kecintaan kepada profesinya.

Tetapi bener juga, blog ini inspiratif, khususnya buat ibu ibu.

Teruslah menulis ya