Alkisah, di suatu hari tatkala aku sedang meresapi ritme santai di rumah sesudah bersepeda ke kolam renang dengan penuh gelora semangat 45, duduklah daku dengan manis di depan teve, berniat memelototi talk-show favoritku, "Oprah". Kali ini episodenya tentang para penderita kanker stadium lanjut yang sudah jatuh vonis dokter, usianya tinggal menghitung beberapa bulan kemudian. Mungkin bila saja tema ini diangkat dalam bincang-bincang di Indonesia, kayaknya yang kebayang mah acara tangis dan ratapannya yang dominan, bukan "how to struggle for your last chance life" sebagaimana mengemuka di acara Oprah ini.
Bayangkan, mereka masih muda, seumuranku dan Abang, bahkan ada seorang bapak yang baru berusia awal 30-an. Yang mengharukan adalah filosofi hidup mereka, yang bila disarikan yaitu "do my best everyday", berupaya dengan sekuat tenaga melakukan hal-hal terbaik saja setiap harinya, hari-harinya yang tersisa, untuk orang-orang tercinta di sekeliling dirinya. Dan ketika Oprah menyinggung soal sudahkah para penderita kanker ini berfikir dan merencanakan detil acara pemakaman mereka nantinya akan seperti apa, jawaban yang dikemukakan sungguh seolah menohokku, yang notabene alhamdulillah masih diberi kesehatan hingga detik ini. Menurut mereka, yang terbaik saat ini adalah sesedikit mungkin memikirkannya, karena itu akan malah menyeretnya pada kesedihan, kepiluan hati, baik bagi dirinya sendiri maupun keluarga dan teman-teman.
Ah, aku jadi merenung dalam diam, mengapakah harus menanti episode diuji dengan penyakit berat dulu baru kita menyadari betapa berharganya sebuah kehidupan, kehidupan indah yang dikaruniakan Allah SWT kepada kita? Tiap hela nafas, tiap kedip mata ini, dan tiap apapun yang dicerna melalui panca indera kita, sejatinya kian mendekatkan kita pada-Nya, bahwa kita,sedigjaya apapun jua pangkat dan jabatan ini, takkan pernah berdaya di hadapan-nya kala dia berkehendak mencabut ruh dan nyawa ini.
Astaghfirullah...
Monday, June 2, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 comments:
Subhanalloh ... terima kasih karena terus mengingatkan ...
Iya mba, bener....kenapa kita harus menunggu diuji untuk melakukan yang terbaik....tapi kenyataannya seringkali, makna hidup baru dapat terasa dengan sangat ketika ujian yang luar biasa datang....saya kadang malu, betapa masih dangkalnya iman ini....tapi paling tidak saya bersyukur, setidakknya ujian ini mengajarkan suatu yang luar biasa....*lagi berusaha istiqomah untuk ibadah yang terbaik walaupun ujian selanjutnya belum datang* hehehe
Alhamdulillah, sebenarnya ini lebih utk mengingatkan diri sendiri :) Tapi sangat senang bila para pemerhati juga ikut tersadarkan...
Wahduh iya nih sering lupa.
Trima kasih tulisannya mengingatkan :)
Post a Comment