Rasanya teramat sangat jarang kudengar seseorang tidak memiliki sahabat, paling tidak satu orang lah, tempat dia berbagi suka-duka, resah-gelisah, atau istilah kerennya yang sedang ngetop, curhat.
Alhamdulillah aku punya beberapa orang, entah dulu asal-muasalnya (kayak arca purbakala aja yah, hehe...) pertemanan sesama orang tua murid TK atau SD, sama-sama kuliah di Psikologi, atau sekedar sering jumpa di kolam (bukan atlet SEA Games lho... :)). Pada mereka, aku banyak sekali mendapat ilmu, informasi, seperti info tentang calon SMP untuk putri sulungku, tempat wisata kuliner, wisata belanja, tempat belanja buku-buku murah, atau malah... kursus gratis sulam pita dan payet! Hehe, lumayanlah, apalagi kalau mengingat biaya kursus ketrampilan begitu agak-agak menohok kantong gitu lho...
Satu hal baru yang belakangan kian kusadari adalah kehadiran para sahabatku ini ternyata bisa menguatkan, meneduhkan, bahkan menginspirasi untuk tegar dan senantiasa tersenyum menatap dunia, walau bagaimanapun buruknya situasi yang tengah kuhadapi. Contohnya, ada sahabatku punya anak 7 orang dan ketika aku hendak berkeluh-kesah tentang tingkah polah anakku, belum-belum aku sudah tertawa geli. Ya gimana ngga, kalau aku saja yang baru punya anak 2 orang sudah nyaris mengibarkan bendera putih tanda menyerah, lha gimana dia?? Tapi kok dia fine-fine aja tuh, tetap tebar senyum, wara-wiri dengan urusannya seabrek padahal nggga punya pembantu? Yah, ditelan lagi deh keluh-kesahnya :p
So, ada joke jenaka nih dari beberapa ustadzah jika mendengar pasutri yang bertengkar di antara mereka atau meributkan kenakalan anak semata wayangnya,"nah ibu-ibu, saya usul supaya punya anak/anaknya nambah lagi aja, biar ngga fokus ke situ aja pikirannya..." Haaah, nambah lagi?? Bagaimana, setuju?
Jadi, carilah sahabat sejati, tempat kita bisa bercermin sekaligus introspeksi, yang bisa mengajak kita menjadi manusia yang makin istimewa dari hari ke hari...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
haaa ... nambah lagi?? :-P
Post a Comment