Thursday, April 30, 2009

MAKANYA, KONTENTRASI!



Minggu lalu, rombongan Depok nyambangin rumah Ibu/Mertua/Ompungnya anak untuk silaturahim, kabar-kabari sama keluarga adiknya abang, sekalian serah terima tongkat lipat.

Di sana ada ponakanku yang imut, Abdul namanya. Umurnya baru 3 tahun, murid kelas PG. Pas diajakin ngerakit legonya, dia girang bukan main. Aku terus balapan bikin mobil free-sytle sama dia, bareng Yusuf. Yang lucu, sebab karena abang dan kakaknya ngga ada yang minat serius sama lego, jadilah dia terkagum-kagum dengan racikan legonya Yusuf, en errornya, agak melecehkan karya ciptaku, hihi... Nah, pas mobilku dah kumpul 6 buah, aku lupa, aku bikin kesalahan sehingga mobil-mobilanku agak oleng dan hancur berantakan. Ajaibnya, Abdul ngomentarin kecerobohanku sambil ngomong,"nah makanya Uwa (panggilanku), kontentrasi!", sambil nunjuk-nunjuk aku.

Halah, gimana aku sama Ompungnya ngga ketawa ngakak? Gaya bener euy anak PG sok nasehatin orangtua, pake bahasa tinggi lagi, eh salah hurup lagi, gubrax dech!

Aku bilangin si Abdul,"eh, salah tuh Dul, bukan kontentrasi tapi konsentrasi. Ayo coba ngomong terasi, bisa ngga?"

Ompungnya tambah terpingkal-pingkal, nih Uwa sama ponakan sama-sama ngaco! Yah, kompakan dong Pung :D

Wednesday, April 29, 2009

INI RUMAH KITA SAYANG...



di perapian manakah kan kau temukan kehangatan cinta
di puncak manakah kau rasakan sejuknya hawa kasih sayang
dari oase manakah dahaga dan kegersangan hatimu terobati
di indahnya mimpi yang manakah pelangi harmoni kan kau jumpai
segalanya kan menyapamu di sini
di rumah kita sayang...

(dikutip dari buku karya Mas Golagong dan Mbak Tyas Tatanka, sang isteri tercinta)

Tuesday, April 28, 2009

KRIBO AGAIN?? ARRGGGHH...



Entah kenapa, tiap ngurusin acara, selalu ujung-ujungnya rada kriting bin kribo. Aku bukan ngomongin model rambut tapi efeknya secara mental. Meski secara dari luar kagak keliatan karena ketutupan jilbab (tau yah di dalemnya botak atawa megar nanggung pas buka jilbab, haha...), tetep aja konsentrasi rada-rada buyar untuk hal-hal rutin sekalipun yang biasa dilakonin. Mungkin emang dari sononya aku orang yang model panikan kali ya? Wallahu'alam...

Waktu acara Januari lalu, aku yang ketiban tugas untuk ngurusin penjualan tiket, sempat agak blank, en biasanya air mukaku gampang banget kebaca sama orang-orang sekitar, so meski nih mulut ngomong ngga perlu bala bantuan (insya Allah bukan buat sok-sokan mampu ngehandel sendiri, tapi lebih karena bakal tambah runyam kalo dioper di tengah-tengah kerjaan), tapi wajah melas menerbitkan rasa kasian (huss, bukan dikasih uang lho, itu mah mauuu! Hehe, emang mental pengemis??)

Tiap pulang habis rapat atawa ngumpul sama panitia lain, biasanya aku perluin untuk tarik napas, curhat. Bukan curhat ke abang (dia sendiri dah banyak kerjaan, kasian boo...), tapi curhat ke yang punya diri dan isi hati dan kepala, Gusti Allah. Mo nangis, senyum-senyum, ngucap syukur, bebas merdeka, Allah Maha Menerima...

Jadi biar sekarang keriting mulai bermunculan, lapor ke Allah "it a must", harus itu! Rebonding? Ntar, liat dompet dulu, ada anggarannya kagak??

Monday, April 27, 2009

FIGHTING THE WRONG FIGHT


(MARIO TEGUH)

Anda hanya mendapat dari yang Anda kerjakan.
Janganlah memilih pekerjaan yang salah.
Dalam kehidupan, pertanyaan yang sebenarnya bukan apa yang Anda menangkan, tetapi apa yang Anda lakukan; karena yang Anda lakukan menentukan apa yang bisa Anda menangkan.
Jadi janganlah berlama-lama dalam kesadaran bahwa yang sedang Anda lakukan ini sebetulnya salah. Janganlah Anda biarkan diri Anda menua dalam pekerjaan yang menuntut penggunaan dari kelemahan-kelemahan Anda. Berjayalah dalam pekerjaan yang merayakan penggunaan dari kekuatan-kekuatan Anda.

Anda dikenal melalui pertarungan yang Anda pilih.
Apa pun yang Anda perjuangkan melalui pertarungan - pasti merupakan sesuatu yang penting bagi Anda. Itu sebabnya Anda dikenal dari apa yang Anda pertarungkan.
Bila hal-hal kecil yang tidak penting, cukup untuk membuat Anda bertarung dengan orang lain, maka kecil dan tidak pentinglah Anda. Bila yang Anda perjuangkan adalah hal-hal yang baik dan bernilai, maka baik dan bernilailah Anda.

Kelas Anda ditentukan oleh keberanian Anda.
Keinginan Anda tidak penting, bila untuk pencapaiannya Anda tidak bersedia untuk bertarung.
Banyak orang sangat berani dalam mengkhayalkan keberhasilan dirinya, tetapi menjadi kerdil saat betul-betul harus memenuhi syarat bagi keberhasilannya dalam pekerjaan yang nyata.
Mereka yang pemberani, tidak selalu mengawali perjuangan mereka dengan impian, tetapi selalu memasuki pekerjaan dengan kesungguhan, dan menghadapi kesulitan dengan keberanian. Itu sebabnya, keinginan yang sesungguhnya hanya pantas berlabuh di hati seorang pemberani.

Janganlah menjadi petarung yang setengah-setengah.
Janganlah menjadikan hidup ini setengah matang.

Segeralah selesaikan hal-hal yang akan membentuk keutuhan dari rencana-rencana Anda.
Janganlah impian Anda mengenai keberhasilan di masa depan, menjadikan Anda penunda yang menafikan keberhasilan yang bisa Anda capai hari ini.
Bersikaplah seperti para petarung sejati.
Janganlah memukul, karena itu akan menyakiti orang lain. Janganlah juga, memukul dengan lunak, karena balasan yang Anda terima bisa keras. Tetapi, bila Anda harus memukul, pukullah dengan keras.

Periksalah kembali prinsip-prinsip Anda.
Memang dibutuhkan sebuah keberanian, untuk tewas mempertahankan sebuah prinsip; tetapi dibutuhkan keberanian yang jauh lebih besar lagi untuk tetap hidup dan berjaya dalam sebuah prinsip. Dan itu adalah pilihan yang lebih baik.
Bukan ukuran Anda yang penting untuk memenangkan sebuah pertarungan, tetapi ukuran keberanian dalam diri Anda; yaitu keberanian untuk tampil dan bekerja sesuai dengan prinsip Anda.

Tidak ada hal besar yang bisa dicapai oleh seseorang yang keras kepala -karena prinsipnya; tetapi yang berjalan tanpa arah, meneriakkan keraguan dan keluhan; tetapi menolak nasihat-nasihat baik, hanya karena itu bukan prinsipnya.
Bila yang disebutnya prinsip itu, mengkerdilkannya mungkin itu bukan prinsip, atau dia harus memeriksa kembali sikapnya dalam berprinsip.

Dia yang menyerang harus menang, dan dia yang bertahan harus selamat.
Apakah Anda termasuk yang agresif dalam hidup ini, yang memasuki jam-jam kerja dengan kekuatan hati yang menyerang dengan kekuatan penuh?
Ataukah Anda yang hanya bertahan, yang berupaya selamat dari hari ke hari, tanpa pandangan yang jelas kapan kira-kira kelambatan dan ke-rata-rata-an ini berakhir? Yang manakah Anda? Maka ..., bertindaklah lebih berani.

Bila Anda berseteru dengankehidupan ini, semua orang akan menjagokan kehidupan.
Dari semua hal yang bisa Anda jadikan musuh dan Anda salahkan atas kelambatan laju kehidupan ini, jangan pernah musuhi kehidupan.
Bila pendapat buruk Anda tentang kehidupan ini benar, maka tidak akan ada orang lain yang tampil sebagai pemenang. Tetapi, telah banyak orang yang menang, dan masih akan ada banyak lagi yang menang.
Kehidupan ini harus dimenangkan, didapatkan, dan dialami dengan baik -lalu bagaimana mungkin Anda bisa memenangkan, mendapatkan, dan mengalami kehidupan dengan kecintaan, bila Anda mengeluhkan kehidupan?
Sayangilah kehidupan ini, dan dia akan mengembalikan kebaikan Anda itu dengan kualitas hidup yang lebih besar dari yang Anda berikan.

Betapa pun Anda menyukai permainan, janganlah bermain-main dengan hidup Anda.
Bagi anak-anak, sebuah permainan adalah kehidupan yang sesungguhnya, dan dengan permainan itulah mereka membangun pengertian dan kemampuan untuk menjadi pemenang yang anggun dalam hidup mereka nanti.
Sebagian dari anak-anak itu memang tumbuh menjadi pemenang, tetapi sebagian yang lain tumbuh menjadi orang-orang dewasa yang masih bermain-main dengan kehidupan mereka.

Hidup ini bersikap ramah kepada kita yang bersungguh-sungguh untuk mencapai kemenangan, dan bersikap keras kepada mereka yang tidak terlibat secara sadar dalam prosesi kehidupan.
Dan yang menyayat hati para pemerhati adalah bila mereka yang dikerasi agar sadar itu, menerima kesulitan hidup sebagai nasib buruk seolah-olah upaya mereka tidak akan mendatangkan perubahan.
Seandainya saja, mereka mau mendorong diri mereka untuk mencoba, untuk berjuang dalam perjuangan yang benar.

Thursday, April 23, 2009

JADWAL RUTIN



Aku yakin di antara kita, nyaris semua punya jadwal rutin dan urutan-urutan yang pasti serta tingkat urgensi bervariasi. Meeting jam sekian, break, lanjut lagi sampai dzuhur, lunch, kemudian kerja, bla bla bla... Atau juga seorang guru atau dosen, seperti mbak Diah, Bapak, dan Ibuku, juga adindaku, jadwalnya tidak kalah ketat, berapa jam jatah mengajar minggu/semester ini,kapan ujian blok, formatif, dan ditutup dengan ujian akhir. Seorang ibu rumah tangga sekalipun -- seperti aku -- tidak kalah ruwetnya. Tight on schedule, habis subuh mutar cucian, menyapu dan menyiram, kapan melap rak-rak buku yang bertebaran di hampir semua ruangan, juga memasak, dan istirahat.

Tapi, apakah kita punya jadwal pasti untuk mencium anak dan istri/suami? Menyapa mereka? Care with them, dengan perasaan-perasaan mereka di hari ini? Rasanya tidak, dan itu kerap hanya menyembul di celah-celah kecil yang tersisa dari setumpuk urusan yang -- menurut persepsi kita -- jauh lebih tinggi prioritasnya dibanding mereka. Kita lebih mengutamakan perasaan-perasaan rekan kerja atau anak buah, dengan bersandar pada alasan nilai nominal megaproyek jutaan dollar yang mengiringinya, penilaian atasan, respek dan kekaguman rekan setim dan bawahan, cemas dan khawatir dengan kritik sponsor atau penyandang dana, dan sebagainya. Padahal sadarkah kita, bahwa porsi waktu yang kita habiskan selayaknya lebih banyak di lingkungan rumah, anggota keluarga, karena sesungguhnya merekalah amanah utama kita? Amanah utama yang akan selalu kita bawa sepanjang hidup, hingga tiba saat maut menjemput? Dan apa yang mau kita laporkan kepada Allah tentang semua ini? Nihil, nol besar, atau malah minus, karena kita lebih banyak menuntut daripada menunaikan tugas dan tanggung jawab?

"Selamatkan dirimu dan keluargamu dari api neraka" (QS At-Tahrim, 6)

Tuesday, April 21, 2009

THREE TIMES A LADY...


(RENUNGAN HARI KARTINI)



Seorang wanita, harus pertama, menjadi seorang kekasih.

"Mungkin karena mengikuti sebuah seminar yang salah, tidak sedikit wanita yang tidak lagi berupaya menjadikan dirinya obyek ketertarikan fisik dari pria-nya, segera setelah mereka menikah.

Entah siapa yang mengajarinya untuk menjadi wanita yang tidak lagi menggetarkan jantung pria-nya saat tenunan-tenunan benang itu meninggalkan kulitnya.

Atau menjadikannya wanita dengan suara tawa, teriakan, dan umpatan yang biasanya dilakukan oleh pria-pria tidak terdidik. Atau, menjadikan dirinya lebih perkasa daripada pria-nya, untuk menyiapkan dirinya bagi pertarungan yang harus dimenangkannya atas prianya, suatu ketika nanti.

Bila Anda ingin pria Anda mengendap-endap, meliuk-liuk, dan menggeram rendah dan dalam saat dia merangkak mendekati Anda, dengan sinar mata yang mengharuskan Anda untuk gemetar karena lebih mengharapkan daripada menolak; maka jadikanlah diri Anda seorang kekasih yang pertemuan dengannya membuat pria Anda bersedia meninggalkan apapun."
.......

Seorang wanita, harus ke-dua, menjadi seorang sahabat.

"Sebuah kebersamaan yang tidak dibangun atas sebuah persahabatan, akan menjadi sebuah istana pasir yang menunggu air pasang naik. Dua sahabat, disebut sahabat, karena mereka menikmati kebersamaan dengan satu sama lain.

Mereka menikmati yang mereka lakukan bersama. Mereka tidak harus menyenangi hal-hal yang sama, tetapi mereka selalu menemukan cara-cara yang menyenangkan dalam menikmati waktu mereka.

Mereka menjadi penguat bagi satu sama lain; tidak menilai buruk satu sama lain, melihat kebaikan dari satu sama lain, mengupayakan kebaikan bagi satu sama lain.


Seperti unsur kimia yang bereaksi dan berubah karena dicampurkan - Anda dan pria Anda harus berubah menjadi pribadi-pribadi baru, yang kebersamaannya justru memperkuat kebersamaan Anda.

Bukan tidak cukup-nya kasih sayang, yang membuat sebuah kebersamaan itu tidak membahagiakan - tetapi tidak cukup-nya persahabatan."

.......

Seorang wanita, harus ke-tiga, menjadi seorang ibu.

"Ada wanita yang berhasil membangun karir yang cemerlang, lalu menolak menjadi seorang ibu, karena menurutnya menjadi seorang ibu itu, merendahkan martabatnya sebagai seorang wanita.


Dia sangat betul, karena dia adalah wanita yang dilahirkan dari rahim seorang pria.

Tidak ada pria atau wanita yang super mulia dan super cemerlang dalam sejarah kemanusiaan, yang tidak dilahirkan oleh seorang ibu.

Bila bayi kecil, lucu, harum, dan ceria itu kemudian menjadi seorang profesional atau pebisnis yang cemerlang dan mulia pribadinya; maka langit pun tidak bisa menjadi atap dari tingginya pujian yang terharuskan bagi seorang ibu.

Seorang pria yang mengerti hal ini, akan menghormati wanita-nya sebagai keteladanan bagi anak-anaknya dalam menghormati ibu mereka, wanita kecintaan-nya.

Ciumlah punggung tangan wanita Anda, dan katakanlah dengan penuh kasih.


You’re once, twice, three times a lady.
And, I love you."


............

Cara terdekat untuk memperbaiki rizki adalah meningkatkan kualitas kasih sayang di keluarga kita.


“Katakanlah kepada wanita Anda:
Seorang wanita adalah sebuah kesatuan yang indah dari tiga peran penting dalam kebersamaan dengan pria-nya.

Yang pertama, dia sebagai kekasih.
Yang kedua, dia sebagai sahabat.
Yang ketiga, dia sebagai ibu.

Ketertarikan yang menggila pada saat-saat pertama cinta ditemukan, memang mudah untuk membuat dua pribadi yang sangat berbeda untuk menjadi satu dan memutuskan untuk bersama-sama sepanjang hidup. Hanya saja, panjangnya hidup yang dilihat oleh mata yang sedang terkaburkan oleh cinta, bisa jadi sangat pendek.

Itu sebabnya cinta saja tidak cukup. Cinta harus menjadi landasan dari sebuah kebersamaan, yang tidak mungkin menjadi keseluruhan strukturnya.

Ada banyak hal yang harus dibangun dengan logika yang jernih untuk menjadikan sesuatu yang dimulai dengan emosional ini – sebuah kebersamaan yang membahagiakan.”

(MARIO TEGUH GOLDEN WAYS)

Monday, April 20, 2009

Friday, April 17, 2009

DUKA-LARA


Duka
ke manakah kan berderap
tatkala orang terkasih
harus pergi dari sisi..




Kabar duka itu akan senantiasa kita jumpai dalam rotasi hidup kita. Baru dua pekan lalu kami terhenyak dengan kepergian teman seangkatan saat SMA karena terjatuh dari tangga, disusul sehari jelang pemilu, anak teman SMA yang baru berusia 6,5 tahun juga harus berpulang ke rahmatullah, berita paling lawas adalah wafatnya suami sahabat kuliahku. Beliau memang sudah cukup lama terkena stroke, di usianya yang belum lagi genap 45 tahun...
Ah, betapa acap kita tidak menghargai keberadaan orang-orang tercinta di sekitar kita, anak, pasangan hidup, sahabat, orang tua, kerabat, dan rasa kepedihan seperti dikoyak paksa untuk tampil ke permukaan, dan penyesalan hanyalah sekumpulan kesia-siaan...


If you never lost anyone or anything,
you would never know what they meant to you.
(Curious Case of Benjamin Button)

Thursday, April 16, 2009

PEPES TAHU ALA CHEF DADANG GADUNGAN... :D



Di rumah, secara naluriah en sadar penuh, mengamati perkembangan usia yang mulai matang bin gosyong (emang tempe, hehe...), kami mulai ngurangin goreng-gorengan (exclude kerupuk yah, kagak tahaaaaan kudu wajib harus ada krupuk!). Naah, salah satu resep andalan adalah pepes tahu.

Nah, berhubung agak males (ngaku nih yee :p) mbungkus-mbungkus daon pisang, walhasil disamberlah mangkuk-mangkuk plastik kecil untuk kue apem yang bertebaran di penjuru dapur. Ah, ternyata cakep juga tampilannya, kalo ngga ati-ati maen happ aja dikira kue manis taunya peddess, sshhh...

Bahan-bahan: (as usual ngga pake takeran yah sodara2)
- tahu bandung yang putih/tahu cina, dibejek-bejek sampe hancur
- daun bawang
- tomat, iris kecil-kecil
- cabe+bawang merah+bawang putih, boleh diulek halus, kasar, atawa sekedar iris halus, it's ok saja (hm, kalo mo irit tenaga mah ya memberdayakan sambel terasi/balado di kulkas)
- wortel
- telur 1 butir (it's the only one takaran yah, hihi...)

Caranya:
Masukkan tahu ke dalam wadah mangkuk, hancurkan dengan tangan atau muntu ulekan, tambahkan sisa bahan kecuali telur, aduk rata. Taburi garam/royco secukupnya, terakhir telur dimasukkan, aduk rata.
Siapakan mangkuk kue apem, penuhi dengan adonan pepes tahu, kukus dalam dandang selama 20-25 menit.
Hidangkan dengan sambal botol, sambal mentah, atau persambalan lainnya. Boleh juga digado, okeh juga dech...
Met nyoba yaa...

Wednesday, April 15, 2009

BAHAYA LIDAH KITA...


Tausiyah Aa Gym
Jumat, 10 April 2009




Saat tengah menjalani perjalanan Isra dan Mi'raj, Rasulullah, ditemani para malaikat, melewati bagian neraka yang di salah satu sudutnya dipenuhi sekumpulan kaum yang sedang mengguntingi lidah mereka sendiri. Rasul bertanya,"siapakah mereka itu,hai malaikat?"
"Mereka adalah umatmu, ya Nabiullah,"jawab malaikat.
"Umatku?"
"Benar ya Rasulullah..."
Dengan heran Rasulullah pun bertanya kembali,"mengapa mereka sampai masuk neraka dan dihukum untuk mengguntingi lidah mereka sendiri? Apa kesalahan mereka?"
"Mereka adalah orang-orang yang ketika di dunia amat giat memerintahkan orang lain berbuat kebajikan ini dan itu, namun mereka sendiri tidak menunaikannya...,"papar para malaikat.

Na'udzubillah min dzalik....

Pernahkah terbayang dalam benak kita sedemikian keras azab dan murka Allah pabila kita bertindak sebaliknya dengan yang kita ucapkan di hadapan orang lain? Berapa banyak dari kita memerintahkan/mengungkapkan ini dan itu kepada anak-anak, istri, juga mengumbar janji pada anak buah, dan mungkin atasan, namun sebenarnya kita sama sekali tidak mengerjakannya? Acapkali kita memandang ringan saja, suatu hal yang sepele, bila kita belum melakukan sebagaimana yang kita serukan?

QS Ash-Shaaf, 2-3:
"Wahai orang-orang yang beriman! Mengatakan kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan? Itu sangat dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan!"

Tuesday, April 14, 2009

GAGAL NYONTRENG EUY...



Hm, kebayang ga sih, dah dari lama ngebayangin mau nyontreng, dah intip-intip caleg yang sreg, denger bisik-bisik secara seksama en dalam tempoh puanjaaaaang (beneran panjang kan?), sampe dibombardir beberapa sms 'pesenan khusus' dari simpatisan parte, secara udah siap jiwa-raga (emang mo perang??), eeeeh, taunya namaku raib dari Daftar Pemilih Tetap (inget ya, bukan di DPO/Daftar Pencarian Orang, kagak ada tongkrongan jadi koruptor atawa penjahat, ada juga mirip penjahit or else, hehe...).

Ini aneh bin ajaib. Taon-taon dulu nih ye, kagak ada masalah. Pas PEMILU 1999, 2004, trus Pilkada Depok en jabar, fine-fine aza tuch. Nah ini kagak ada angin, kagak ada ujan, kriyep-kriyep pun ngga ada tande-tandenye, lah ujug-ujug namaku ilang! Banyak sih temennya, seerte aja kite ber-60-an, bisa jadi rombongan sunat kan (halah, ngaco!!)? Nah, peta politik di TPS eno aja bisa langsung berubah (secara analisis awam super-error kagek ape-ape kan mpok? Kan logika bengkoknya kalo nyang enem pulu itu nyontreng 1 parte nyang same kan langsung keok tuh parte pemenang di TPS yang bersangkutan?).

So, biarpun ude diusahain ame Bos nyang baek ati en kagak sombong pada malem sebelumnya, tetep aja kagak aci lah buat nyontreng besoknya. Kuciwa? Ya iyalah, secara kite kan warga negara nyang baek, boleh dong mencak-mencak dikit ? Yah, itung-itung nemenin Katon Bagaskara deh, yang juga ngedumel (heh, ge-er, emangnye situ sapa, sok setara ama Katon? Arteess nih yee... ;p)

Wednesday, April 8, 2009

DOA MOHON PERLINDUNGAN ALLAH DARI 4 KEBURUKAN...



oleh: Ust. Ihsan Tanjung
sumber: eramuslim.com


Ada sebuah doa yang diajarkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Di dalamnya terkandung permohonan agar Allah melindungi kita dari empat keburukan. Doanya berbunyi sebagai berikut:


“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.”(HR Muslim 4899)



Setiap muslim tentunya tidak ingin terlibat dengan keempat macam keburukan yang disebutkan di dalam doa ini. Pertama, ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmu yang tidak bermanfaat adalah semua jenis ilmu yang tidak mengantarkan seseorang kepada penambahan iman. Ilmu yang tidak bermanfaat justru merongrong iman seseorang sehingga semakin lama imannya semakin menipis. Sedangkan ilmu bermanfaat ialah ilmu yang membuat seseorang menjadi semakin dekat dengan Allah. Ilmu bermanfaat akan mengantarkan seseorang untuk menjadi ingat akan kehidupan sejati kelak di akhirat. Contohnya ialah para ulul al-bab (orang-orang yang berakal) yang disebutkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

“…Sungguh terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS Ali Imran ayat 190-192)


Ulul al-bab merupakan orang-orang yang menggunakan akal mereka sehingga setelah melakukan pengamatan terhadap alam sambil mengingat Allah, lalu mereka segera teringat akan kehidupan di akhirat. Sehingga mereka segera berdoa: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Inilah gambaran mereka yang cermat dalam memilih ilmu untuk diamalkan. Mereka sibuk dengan ilmu yang bermanfaat. Mereka sangat peduli untuk memastikan bahwa ilmu apapun yang dikejar haruslah mengantarkan mereka menjadi lebih dekat dan tunduk kepada Allah. Ilmu yang bermanfaat ialah ilmu yang segera membangkitkan ingatan akan kehidupan akhirat yang hakiki dan abadi. Mereka sangat waspada dan curiga terhadap berbagai ilmu yang potensial mengancam stabilitas iman. Mereka sangat khawatir terhadap berbagai ilmu yang menimbulkan keraguan akan kebenaran ajaran Allah, Din Al-Islam. Mereka waspada menghadapi ilmu yang membuat mereka lebih cinta kepada dunia dan melalaikan mereka akan akhirat.


Kedua, hati yang tidak khusyu’. Keburukan berikutnya adalah memiliki hati yang tidak khusyu’. Artinya hati yang tidak tunduk kepada Allah. Hati yang liar dan tidak bersandar kepada Allah dalam menggapai ketenteraman. Padahal ciri orang beriman ialah bila mengingat Allah hati mereka menjadi tenteram.

”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du ayat 28)


Sedemikian pentingnya memiliki hati yang khusyu’ (tunduk) sehingga Allah sendiri memperingatkan kita agar waspada terhadap kekeringan atau kegersangan hati. Hal ini muncul bila orang beriman terlalu lama mengabaikan ayat-ayat Allah. Mereka sengaja membuat jarak dengan ayat-ayat Allah sehingga dengan berjalannya waktu hati menjadi tidak khusyu’ alias menjadi keras. Satu-satunya solusi ialah kembali menghidupkan ingatan dan perhatian terhadap ayat-ayat Allah. Hidupkan makna ayat-ayat tersebut di dalam kehidupan nyata.

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk(khusyu’) hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Al-Hadid ayat 16)




Ketiga, nafsu yang tidak pernah kenyang. Ini merupakan keburukan berikutnya. Apalagi kita sedang menjalani zaman paling kelam dalam sejarah Islam. Di zaman ini begitu banyak fitnah yang tersebar, sehingga tawaran untuk menuruti hawa-nafsu bermunculan di sekeliling kita. Hampir dalam semua situasi ada peluang untuk menuruti hawa-nafsu. Maka di zaman seperti ini sangat diperlukan pengendalian diri. Sangat diperlukan kemampuan untuk memuaskan nafsu dengan cara yang sesuai syariat dan proporsional. Islam tidak datang untuk membunuh nafsu. Islam datang untuk mengendalikan hawa-nafsu. Sehingga kebutuhan pemuasan nafsu bukan dimatikan melainkan diarahkan agar sesuai dengan aturan syariat Allah. Dan bila hal ini dilakukan maka bukan saja seseorang terbebas dari dosa bahkan ia dapat memperoleh pahala dari Allah atas pemenuhan hawa-nafsu yang sesuai syariat Allah.

“Sesungguhnya di antara sahabat Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam ada yang berkata:”Ya Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami mengerjakan sholat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Bukankah Allah telah menjadikan bagimu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh seseorang kepada kebaikan adalah sedekah, melarangnya dari kemungkaran adalah sedekah dan bersetubuhnya seorang kamu dengan istrinya adalah sedekah.” Mereka bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah jika salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya, apakah ia mendapat pahala?” Rasulullah menjawab: ”Tidakkah kamu tahu, apabila seseorang menyalurkan syahwatnya pada yang haram, dia berdosa? Demikian pula apabila disalurkannya kepada yang halal, dia mendapat pahala.” (HR Muslim 1674)


Keempat, doa yang tidak dikabulkan. Ini jelas merupakan suatu keburukan. Bayangkan, seorang muslim berdoa kepada Allah namun tidak dikabulkan. Jelas ini merupakan suatu musibah. Padahal Allah sendiri menjamin bahwa jika seseorang memohon sesuatu kepada Allah, pasti Allah akan kabulkan. Tentu ada syaratnya: pertama, memohon hanya kepada Allah, tidak kepada selainNya; kedua, penuhi segenap perintah Allah dan ketiga, beriman dengan sebenarnya kepada Allah SWT.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah ayat 186)

Wednesday, April 1, 2009

WASHI WASHI...



Menjawab 'tuduhan' mbak Diah kalau aku bikin boneka washi sendiri, baiklah, inilah saatnya klarifikasi yaa (sok euy, sok arteess, pake klarifikasi segala ;p)

Hm, itu gambar aku ambil dari internet, secara emang ciamik bangets sih... Keliatan emang kertasnya muahal, bukan kertas origami biasa yang beredar di pasaran (kalo ga salah, namanya kertas wafu). Nah, kenapa juga aku posting gambar itu? Karena pas hari Ahadnya, aku ikutan kursus singkat bikin boneka washi di Margo City, kok ya ndilalah peminatnya cuma aku doang en sukses juga maksa mbaknya untuk ngajarin aku, secara privat cuman mbayar 20 rebu lah opo rak murah tho? Hehe, ketauan tukang maksa nih...

Yang lucu, baru kali ini deh kayaknya emaknya kursus en anak-anak nonton. Gimana engga, anak-anakku yang heibat bin heiboh itu ngga abis-abisnya godain mamanya, ngumpetin ini-itu, coret-coret sisa kertas origaminya, halah baru tau rasa deh emaknya dikerjain, hihi...

Ternyata setelah selesai, aku baru inget pernah dihadiahi pas ultahku, 3 buah benda sama sahabat karibku yang dulu pernah ikut program AFS ke Jepang, yaitu boneka mini berujud perempuan cantik mengenakan kimono, uang logam Yen berlubang di tengahnya, dan origami burung bangau. Kata sohibku, semua barang itu punya perlambang, boneka melambangkan kecantikan, uang melambangkan kemakmuran, dan burung melambangkan kebahagiaan. Dan katanya pula, benda-benda itu diberikan teriring doa tulus semoga aku dianugerahi Allah kecantikan jiwa-raga, kebahagiaan, dan juga kekayaan, aamiin, subhanallah...

Hm, Jepang ternyata sarat nilai filosofi juga seperti masyarakat kita ya? Dan subhanallah, boneka itu taunya boneka washi dan... taunya juga, aku pernah coba bikin sendiri dan lumayan sukses lho (ngga jelek-jelek amat), untuk anakku dan adik bungsuku waktu dia akan menikah. Hehe, mereka-reka sendiri aja, alhamdulillah hasilnya so far ok :)

So mbak Diah, sebagai sesama pecinta kriya Jepang, coba aja mbak bikin sendiri atau ikut kursus di Bandung, harusnya sih ada khan? Kalu sama aku, udah muahal (huss, matre!), nti kebanyakan improvisasinya, haha...