Thursday, April 23, 2009
JADWAL RUTIN
Aku yakin di antara kita, nyaris semua punya jadwal rutin dan urutan-urutan yang pasti serta tingkat urgensi bervariasi. Meeting jam sekian, break, lanjut lagi sampai dzuhur, lunch, kemudian kerja, bla bla bla... Atau juga seorang guru atau dosen, seperti mbak Diah, Bapak, dan Ibuku, juga adindaku, jadwalnya tidak kalah ketat, berapa jam jatah mengajar minggu/semester ini,kapan ujian blok, formatif, dan ditutup dengan ujian akhir. Seorang ibu rumah tangga sekalipun -- seperti aku -- tidak kalah ruwetnya. Tight on schedule, habis subuh mutar cucian, menyapu dan menyiram, kapan melap rak-rak buku yang bertebaran di hampir semua ruangan, juga memasak, dan istirahat.
Tapi, apakah kita punya jadwal pasti untuk mencium anak dan istri/suami? Menyapa mereka? Care with them, dengan perasaan-perasaan mereka di hari ini? Rasanya tidak, dan itu kerap hanya menyembul di celah-celah kecil yang tersisa dari setumpuk urusan yang -- menurut persepsi kita -- jauh lebih tinggi prioritasnya dibanding mereka. Kita lebih mengutamakan perasaan-perasaan rekan kerja atau anak buah, dengan bersandar pada alasan nilai nominal megaproyek jutaan dollar yang mengiringinya, penilaian atasan, respek dan kekaguman rekan setim dan bawahan, cemas dan khawatir dengan kritik sponsor atau penyandang dana, dan sebagainya. Padahal sadarkah kita, bahwa porsi waktu yang kita habiskan selayaknya lebih banyak di lingkungan rumah, anggota keluarga, karena sesungguhnya merekalah amanah utama kita? Amanah utama yang akan selalu kita bawa sepanjang hidup, hingga tiba saat maut menjemput? Dan apa yang mau kita laporkan kepada Allah tentang semua ini? Nihil, nol besar, atau malah minus, karena kita lebih banyak menuntut daripada menunaikan tugas dan tanggung jawab?
"Selamatkan dirimu dan keluargamu dari api neraka" (QS At-Tahrim, 6)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment