Siapa yang tahu takdirnya, sekalipun ia orang yang sungguh teramat sistematis dan perencana sejati? Aku pun demikian. Siapa nyana akan kembali berkecimpung menyelami dunia kecintaanku, cita-cita masa kecilku, setelah jeda nyaris 10 tahun membenamkan diri dalam kehidupan seorang ibu rumah tangga? Tapi Allah sungguh Maha Berkehendak...
Berawal dari hasrat ingin membantu teman yang bermasalah dengan tingkah polah anaknya (dan justru aku batal menanganinya, malah mengurusi anak yang lain), bermodalkan sisa-sisa file tes zaman 'dahulu kala' waktu masih mengajar dan membimbing mahasiswa, 'bola' takdir ini terus bergulir, hingga ditodong jadi pembicara di sekolah anakku, kemudian rutin 1 kali sepekan membantu menangani klien anak di almamater. Yang acap masih membuat tergeragap terhadap Allah hingga kini adalah seeolah tiba-tiba saja harus menggantikan teman untuk menjadi pembicara sebuah seminar yang diadakan sebuah penerbit terkemuka, juga yang terbaru adalah saat diminta membedah novel di FMIPA UI. Jika dari penerbit itu aku dapat honor sangat lumayan secara materi, maka ketika di MIPA UI, 'hanya' mendapat parsel sederhana tanda terima kasih, alhamdulillah... ternyata nyaris tidak ada rasa kecewa. Haqqul yaqin bahwa Gusti Allah tahu menakar niat. InsyaAllah ini melampaui nilai material, tak terukur, dan hanya berharap mudah-mudahan jadi tabungan amalku di padang akhirat kelak... Seperti akad niat setiap hari, juga saat berangkat ke kampus,"Ya Rabb, jadikan apapun permasalahanku (atau klienku) hari ini menjadi jalan untuk kian dekat dengan-Mu, dan kudapat mengais hikmah di baliknya, aamiin...". Dan sejauh ini, subhanallah, bertabur, berjuta hikmah telah kurangkum dalam genggam jemariku...
Friday, December 25, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
hai mbak diana.. mbak ini psikolog ya? boleh dong ikutan curhat.. hehe..
Assalamu'alaikum mbak, slm kenal :) Iya mbak, mangga atuh kl mau curhat, dg senang hati... :)
Post a Comment