Wednesday, November 25, 2009

ENGKAUKAH ITU BUAH HATIKU?

Malam itu, seperti biasa, kuantar dua anakku tercinta menuju peraduannya. Memandu 'doa tiup' (3 surah terakhir al Qur'an ditambah ayat Kursi) lalu diusapkan dari ubun-ubun ke sekujur tubuhnya. Entah kenapa, malam itu aku ingin berlama-lama dengan mereka, mengusap-usap punggungnya, membelai rambutnya, dan tatkala memandangi wajah mereka yang setengah terlelap, ada rasa haru menghampiri. Duh Gusti, rasanya baru kemarin berlalu saat mereka datang ke dunia fana-Mu, mencoba melangkah satu demi satu, menangis di sekolah, kini engkau sudah beranjak mendekati remaja. Betapa cepat waktu berlalu, sementara kami, ah apa yang kami sudah lakukan untukmu, duhai anandaku?

Ya Rabb, mereka amanahku, amanah kami sepanjang hayat, selama kami masih diperkenankan bersama... Nyaris tiada pernah kami sadari, ketika memutuskan menikah, mengucap ijab kabul disaksikan banyak orang, juga mengandung dan melahirkan anak-anak, bahwa ini sekaligus berarti kami telah memilih sebuah tugas sepanjang hayat untuk merawat, mendidik, dan membimbing mereka, dan menurutku, tugas ini bukanlah sebuah tugas main-main dan bisa disambi. Perlu begitu banyak kehati-hatian, baik dalam mencari rezeki yang halal, bersikap, berkata-kata haruslah bijak, berfikir matang sebelum berbuat, jangan sampai kami, yang seharusnya menjadi suri tauladan bagi mereka, justru membuka jurang kehancuran lewat tindak-tanduk yang kurang senonoh dan tidak diridhai Allah. Na'udzubillah min dzalik...

Lewat 'jendela hikmah' yang Allah bukakan lebar-lebar melalui orangtua-orangtua klienku, Dia menyadarkanku, masih teramat jauh aku, kami, dalam berfikir, bersikap, dan berbuat ideal, bagi buah hati kami... Maafkan kami ya Nak...

1 comment:

Anonymous said...

HIDUP MBA DIANAAAAAAA