Tuesday, October 13, 2009

5 PERUSAK HATI



Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia
rusak, rusak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari kerusakan
adalah niscaya dan wajib.

Tentang perusak hati, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan ada
lima perkara, 'bergaul dengan banyak kalangan (baik dan buruk),
angan-angan kosong, bergantung kepada selain Allah, kekenyangan dan
banyak tidur.'

Bergaul dengan banyak kalangan

Pergaulan adalah perlu, tapi tidak asal bergaul dan banyak teman.
Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman-teman yang buruk
lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa
nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai
keinginan mereka yang negatif.

Dalam tataran riel, kita sering menyaksikan orang yang hancur hidup
dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya out put semacam ini,
karena motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia
lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Karena itu, kelak di
akhirat, banyak yang menyesal berat karena salah pergaulan. Allah
berfirman:

"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua
tangannya seraya berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan
bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu)
tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah
menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang
kepadaku." (Al-Furqan: 27-29).

"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi
sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf:
67).

"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah
untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan
dunia ini, kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian
(yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan
tempat kembalimu adalah Neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para
penolong." (Al-Ankabut: 25).

Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka
saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang
diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu
akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling
membenci dan melaknat.

Karena itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran
yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika
motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan ridha Allah.

Larut dalam angan-angan kosong

Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia adalah lautan tempat
berlayarnya orang-orang bangkrut. Bahkan dikatakan, angan-angan adalah
modal orang-orang bangkrut. Ombak angan-angan terus
mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa
mempermainkannya. Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai.
Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa kerdil dan
rendah.

Masing-masing sesuai dengan yang diangankannya. Ada yang mengangan-kan
menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang ingin
mendapatkan harta kekayaan melim-pah, atau isteri yang cantik jelita.
Tapi itu hanya angan-angan belaka.

Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia, maka
cita-citanya adalah seputar ilmu, iman dan amal shalih yang
mendekatkan dirinya kepada Allah. Dan ini adalah cita-cita terpuji.
Adapun angan-angan kosong ia adalah tipu daya belaka. Nabi n memuji
orang yang bercita-cita terhadap kebaikan.

Bergantung kepada selain Allah

Ini adalah faktor terbesar perusak hati. Tidak ada sesuatu yang lebih
berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain Allah.

Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka Allah akan
menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia bergantung
kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya
sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak
dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, artinya:

"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar
sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali
tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari
penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka
(sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam:
81-82)

"Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat
pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal
berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga
mereka." (Yasin: 74-75)

Maka orang yang paling hina adalah yang bergantung kepada selain
Allah. Ia seperti orang yang berteduh dari panas dan hujan di bawah
rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah
dan rapuh.

Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah dibangun
di atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya
adalah orang hina dan nista. Allah berfirman, artinya: "Janganlah kamu
adakan tuhan lain selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan
tidak ditinggalkan (Allah)." (Al-Isra': 22)

Terkadang keadaan sebagian manusia tertindas tapi terpuji, seperti
mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebagian lagi terkadang tercela
tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil. Sebagian lagi
terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam
kebenaran. Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik)
maka dia mendapatkan keadaan yang paling buruk dari empat keadaan
manusia, yakni tidak terpuji dan tidak ada yang menolong.

Makanan

Makanan perusak ada dua macam.

Pertama , merusak karena dzat/materinya, dan ia terbagi menjadi dua
macam. Yang diharamkan karena hak Allah, seperti bangkai, darah,
anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam.
Kedua, yang diharamkan karena hak hamba, seperti barang curian,
rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, baik
karena paksaan, malu atau takut terhina.

Kedua , merusak karena melampaui ukuran dan takarannya. Seperti
berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan kelewat batas. Sebab yang
demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk
terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika
telah kekenyangan, maka ia merasa berat dan karenanya ia mudah
mengikuti komando setan. Setan masuk ke dalam diri manusia melalui
aliran darah. Puasa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalannya
setan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran darah dan membuat setan
betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa banyak makan dan minum,
niscaya akan banyak tidur dan banyak merugi. Dalam sebuah hadits
masyhur disebutkan:

"Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari
memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak
Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya.
Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk
minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad
dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).

Kebanyakan tidur

Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan
membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci,
ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur
yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan.

Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur ketika sudah larut
malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik daripada tidur
di pagi atau sore hari. Bahkan tidur pada sore dan pagi hari lebih
banyak madharatnya daripada manfaatnya.

Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara shalat Shubuh dengan
terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat strategis.
Karena itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang
malamnya untuk ibadah, mereka tidak mau tidur pada waktu tersebut
hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang,
saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rizki, saat diberikannya
barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategis dan sangat
menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya, tidur pada waktu itu
hendaknya karena benar-benar sangat terpaksa.

Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah pada
pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam bagian akhir
malam, atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut
pada dokter. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh
pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah
tidur pada awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia
termasuk tidur yang dibenci Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam .

(Disadur dari Mufsidaatul Qalbi Al-Khamsah, min kalami Ibni Qayyim
Al-Jauziyyah/Abu Okasha Ainul Haris)

No comments: