(MARIO TEGUH GOLDEN WAYS)
Pribadi rumah kaca adalah pribadi yang terlihat dan terbaca jelas kebaikannya, niatnya, dan kesetiaannya.
Sehingga, dia mendapatkan keuntungan dari tidak adanya prasangka buruk dari orang lain, dan dengannya dia menerima perlakuan baik.
Jika ada orang lain yang berniat buruk kepada seorang pribadi rumah kaca, keburukan itu cepat teridentifikasi – karena dia telah terlatih sekali dalam jalan-jalan kebaikan. Dan dengannya dia bisa menghindari keterlibatan yang merugikan dengan orang yang buruk pribadinya.
Maka, jadilah pribadi yang kebaikannya terlalu jelas, untuk dikira selain itu.
………..
Bagaimana dengan kekhawatiran?
Khawatirlah, tetapi pastikan cara Anda dalam mengkhawatirkan sesuatu – menjadikan Anda lebih kuat untuk mengatasi atau menyelesaikannya.
Berhati-hatilah dengan kekhawatiran, karena cara Anda mengkhawatirkan sesuatu, bisa lebih melukai Anda daripada kekhawatiran itu sendiri.
………..
Berfokuslah untuk mengisi pikiran dan hati Anda dengan kebaikan. Janganlah mampukan pikiran dan hati Anda untuk menjadi pelabuhan bagi pikiran dan prasangka buruk.
Keburukan di pikiran dan di hati itu menyita banyak waktu, dan menjadikan hari-hari kerja Anda pendek dan malam-malam Anda panjang tanpa tidur.
Anda yang hanya menyediakan kebaikan bagi pikiran dan perasaannya, akan menikmati produktifnya hari-hari kerja yang panjang, dan indahnya malam – walau mungkin sama-sama tanpa tidur.
………..
Jika Anda terpaksa menerima penistaan dari orang lain, tampilkanlah kesedihan karena perlakuan itu, tetapi tetaplah berlaku baik.
Dengan itu, bukan hanya manusia yang akan merasa kasihan, tetapi juga terutama Tuhan.
………..
Kita berhak membalas perlakuan buruk yang kita terima, ‘satu mata untuk satu mata’, tetapi akan lebih baik bagi kita jika kita memaafkan.
Tindakan memaafkan adalah tindakan membatalkan hak kita untuk membalas, dan menyerahkan penyelesaiannya kepada Tuhan, karena Beliau adalah sebaik-baiknya penyelesai masalah.
Dengannya, kita telah menjadi pribadi yang baik, dan ‘memberikan’ kesempatan kepada Tuhan untuk berlaku yang membaikkan orang yang mendzalimi kita.
………..
Alangkah indahnya kehidupan ini, jika saja Tuhan menuruti semua permintaan kita.
Tetapi, apakah kita menyadari bahwa ketaatan kita adalah penyebab bagi penghormatan Tuhan kepada permintaan-permintaan kita?
Maka cobalah untuk menjadi lebih penurut.
………..
Bersabarlah. Karena sabar itu tanda bahwa Anda percaya kepada Tuhan.
Jika kita menyatakan dengan lantang mengenai keimanan kita, maka bersabar seharusnya mudah.
Jika selain itu, marilah kita perbaiki keberserahan kita kepada Tuhan.
………..
Maka nasehatnya bagi kita semua adalah:
Beningkanlah hati kita, lalu perhatikan apa yang terjadi.
………..
Marilah kita menasehatkan kalimat-kalimat ini kepada diri kita masing-masing,
Jika wajahmu menyiratkan ketulusan hatimu, maka kehidupan akan memilihkan kualitas dari isi hatimu.
Dengannya, kehidupan menganugerahkan hati yang bening kepadamu.
Dan ketahuilah ini, bahwa kebeningan hatimu menentukan kemampuanmu untuk melihat yang tidak bisa dilihat oleh mereka yang hatinya suram.
Karenanya,
Jagalah hatimu dari prasangka yang mengkejikan perkiraan-perkiraanmu.
Peliharalah pikiranmu dari perhitungan yang memburukkan pekertimu.
Dan hindarkanlah dirimu dari anggapan yang melebihkanmu sebagai pembenci daripada pengasih.
Maka,
Serahkanlah hatimu kepada kebaikan, karena hanya dengannya hatimu menjadi bening.
Sejajarkanlah keramahan wajahmu dengan kebeningan hatimu, lalu perhatikan bagaimana kehidupan memilihkan kualitas dari isi hatimu.
Semakin bening hatimu, semakin besar dan luas pandanganmu terhadap kehidupan.
Sehingga sebetulnya, indahnya kehidupan hanya sebening hatimu.
………..
Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya,
Mudah-mudahan sedikit dari yang bisa saya susunkan di sini dapat menjadi penambah pertimbangan untuk mempercepat tercapainya perubahan pada kualitas diri kita, dalam upaya kita untuk memenangkan peran-peran dan tempat-tempat yang penting.
Tujuan utama dari menjadikan kualitas pikiran dan perasaan kita mudah ‘terbaca’ oleh orang lain, adalah menaruh diri kita dalam keterdesakan artifisial untuk SEGERA menjadikan kita pribadi yang berpikiran baik, yang bersikap baik, dan yang berlaku baik.
Hanya karenanya kebaikan dalam kehidupan ini menjadi sesuatu yang logis dan wajar untuk kita miliki.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment