Wednesday, February 3, 2010

HAIYYA, NGAJAK SEKONGKOL? NO LAAH...

Kian hari mendalami dunia manusia dengan segala seluk-beluk karakter dan permasalahannya, kian menyadarkanku bahwa betapa ilmu yang diamanahkan Allah padaku hingga detik ini baru seujung kuku. Bahwa aku, meski menyandang status seorang psikolog, yang dipandang banyak orang dengan segala respek sekaligus jeri dan ngeri (iya ngga sih, hehe... kan katanya psikolog suka jadi batu sandungan kalo nyari kerja), tetaplah seorang manusia biasa. Dan minggu lalu, ada ujian yang dihadirkan-Nya lewat salah seorang klienku.

Singkat cerita, klienku ini ingin mencoba ujian masuk Akpol. Sayangnya, hasil tesnya sepekan lalu tidaklah memuaskan hatinya, dan juga ayahnya. Di sesi konseling hasil minggu lalu, tampak rona kecewa di raut keduanya. Setelah kupersilakan membaca hasil tertulis dan kututurkan lebih detil kemungkinan sebab-musabab hasil itu bisa terjadi, sang ayah tiba-tiba angkat bicara,"Bu, kalau begini hasilnya, dia bisa langsung gugur di awal seleksi. Hm, tes ini berlaku berapa lama ya? Bisa ngga Bu dia tes lagi, pura-puranya dia belum pernah tes, gimana Bu?"

Aku sempat bengong beberapa waktu, agak marah tepatnya. Kok bisa-bisanya si bapak menganggap gampangan profesi psikolog, menganggap bisa diatur-atur begini-begitu? Nanti kayak skandal sepakbola gajah dong di persepakbolaan kita kan? Apa bapak itu ngga tau ya kalo psikolog punya kode etik profesi, yang kurang lebih sama dengan dokter, kalau disalahgunakan, bisa menjurus ke malpraktek.

Akhirnya kujelaskan bahwa 'skor' eh hasil akhir ngga bisa diputarbalik sesuai skenario, mau tidak mau harus diterima. kalaupun masih penasaran en maksa untuk tes lagi, monggo aja di biro konsultasi yang lain, tapi tidak di sini. Haiyyah, hare gene nyuruh-nyuruh manut sama permintaan nyleneh begini, maap deeh... It's not about money, man!

3 comments:

zuki said...

setujuuuuuu .... mungkin ini sebenarnya bercerita tentang potret negeri ini .. maunya yang mudah, yang instan, yang gampang aja .. yang penting ada hepeng kalau kata orang Batak ... :)

Felicity said...

Salut....
Susah ya menghapus imej bahwa apa saja bisa diatur di negeri kita.... Hmmmm perjuangan yang panjang....

Salam kenal! :)

Diana said...

Horass Bang!Hepeng itu penting, tapi bukan segalanya laah...

Mbak Felicity, salam kenal mbak sayang :)