Wednesday, February 17, 2010

BERKASIH SAYANG...

Tak ada yang kasih sayangnya kepada sesama
paling murni,
paling berkesan,
dan paling indah,
selain Nabi kita.
Terasa tembus ke dalam lubuk hati kita,
walau ribuan tahun telah lewat,
ribuan kilometer jarak,
tanpa mendengar suaranya,
tanpa menatap wajahnya
…tanpa berjumpa dengannya.

Sesungguhnya
Allahlah yang menciptakan kasih sayang
Dan kasih sayang yang asli adalah yang sesuai dengan tuntunan-Nya,
niatnya lurus dan tulus karena Allah semata,
dan caranya benar sesuai ajaran agama-Nya

Tak perlu kita bersusah payah
meniru mengungkapkan kasih sayang
yang tak bersumber dari tuntunan Allah SWT,
dan tak dicontohkan Rasul SAW.

Ungkapkanlah dalam akhlak yang terpuji
dan doa-doa yang betul-betul ikhlas,
niscaya akan tersambung di hati yang disayangi,
Allahlah yang menyambungkannya…

(dikutip dari tulisan Aa Gym, saat Malam Muhasabah Muslimah, 13 Februari 2010)

Tuesday, February 16, 2010

ATM DI RUMAH? BISA BANGETS!




Siapa bilang punya ATM di rumah cuma angan-angan doang, layaknya yang selama ini dikhayalkan sebuah iklan "ATM Bersama" yang kerap muncul di radio DeltaFM. Anak-anakku sampe apal dech, saking kerepnya (kata orang Jawa), hehe... Ide ceritanya sih sederhana aja, seorang bapak yang terlampau sering bertransaksi via ATMA untuk segala urusan dengan pelbagai pihak en lama-lama kecapekan karena limit untuk transfer 'cuma' boleh sampe 5 juta.

Nah, ngga disangka ngga dinyana, di rumahku, tiba-tiba muncul ATM. Menyenangkan? Tentu saja, lucu malah, menggemaskan juga... Lho lho, kok bisa-bisanya sih sebuah mesin ATM doang mpe nggemesin begitu?

Eits, hehe... Jangan ngomel dulu dong say, ini teh aku lagi ngomongin kucing. Sebenarnya sih ngga disengaja kalo singkatan namanya jadi ATM,en nyadarnya pas heiboh-heibohnya pembobolan ATM. Kalo ATM yang di rumah mah udah bobol sejak Idul Adha taon lalu, haha...

Singkat wacana, biasalah kalo ada kucing baru yang stay-in, ribut-ribut en kasak-kusuk utamanya ya seputaran nama laah... Karena 3 anak kucing ini punya atribut partai eh warna serta karakteristik beda-beda, jadilah anaknda yang satu usul-usil untuk kasih nama rada kebule-bulean, "whity", "blacky", dan "blank-blank" (eh ini mah nginggris agak kusyut yah??). trus Papanya yang biasanya sok kuul, ujug-ujug dapet wangsit ngasih nama berbasis minimarket Alfa (hm, dapet komisi ngga ya?? Kedip-kedip ngarepdotcom!), yaitu Aldi, A-e, sama apa gitu satu lagi. Nah, sebagai kreator jail selama ini, aku ngga kalah duong. Semua ide digodok sampe gosyong, trus khusus untuk nama si "Blank-blank" alias Belang ini yang juga punya alias lain yaitu A-e, keluarlah ide namanya menjadi Alex. En karena dia paling jago manjat, turun, lincah bergerak ke sono-sini kayak kitiran, full-name-nya adalah Alex The Moving2", itu lho kayak singa tokoh film Madagascar.

Maksa? Yah, pastilah yaw... wong kutipan lagunya tuh "I like to moving moving" :) Tapi apa boleh buat, sepertinya cocok buat dia, yo wis, jadilah ATM bercokol di rumah deh!

Horaass!

Friday, February 12, 2010

QOUTE OF TODAY

Let us have faith that right makes might...
let us to the dare to do our duty
as we understand it

(ABRAHAM LINCOLN)

Wednesday, February 10, 2010

SEUNTAI PUISI...

hanya pada keluasan laut
aku bisa tahu batas pantai
maka kularungi perahu dalam diri
menyerpihi badai demi badai

kulupakan pasir yang telah
menumbuhkan bakau,
juga bekas telapak kakiku yang terluka
sepanjang pantai:
senja tadi

Lalu kutandai bekas luka itu sebelum malam
menggelepar dalam jaringmu

Dan laut melipat tubuhku
serupa memeram anak kepompong
menggeliat pada sabda-Mu

(Isbedi Setiawan ZS)

Tuesday, February 9, 2010

WEEKEND HUSBAND (AND DADDY), SEBUAH TREN?

Pada mulanya adalah sebuah kondisi yang seolah tak terelakkan. Ketika keluarga-keluarga muda dipaksa menyesuaikan sikon keuangannya dengan memilih dan membeli rumah di wilayah pinggiran. Atau juga ketika harus tinggal berjauhan di lain kota karena satu atau lain alasan. Maka kemudian yang umum terjadi adalah serangkaian ritual nyaris rutin, yaitu di pagi buta bergegas ke kantor, dan sudah lewat waktu tidur anak-anak ketika menjejakkan kaki kembali ke rumah. Atau bagi yang bekerja di luar kota, ritmenya adalah di Senin subuh berlari-lari ke bandara, dan Jumat malam dalam keadaan payah menjumpai keluarga.

Pertanyaan besar yang kerap mengganggu adalah bagaimanakah kualitas "keayahan" atau "kesuamian" itu? Padahal bagaimanapun, bukankah ini sebuah amanah dan tanggung jawab berat yang dengan sadar kita pilih?

Sementara istri dan anak-anak butuh dan memiliki hak untuk diperhatikan dan dilimpahi kasih sayang juga tho? Bukan hanya pekerjaan yang bertumpuk tak habis-habis, juga rekan kerja, anak buah, maupun atasan yang perlu dijaga perasaannya, serta hobi atau aktivitas sampingan.

Aku bertanya karena beberapa klien mengeluhkan tentang perasaan asing dan tersisih oleh suami yang kebetulan bekerja hingga jauh malam/di luar kota, di mana waktu bercengkrama begitu bisa dihitung dengan jari. Tapi juga memendam cemburu dan marah dengan hobi sang suami yang biasanya dilakukan sepanjang hari Sabtu dan hanya menyisakan satu hari sebelum mengejar pesawat lagi, di Senin buta.

Hm, kira-kira teman-teman punya solusi jitu apa ya untuk para "commuter-hubby/daddy" ini ya? itung-itung, belajar yuks jadi psikolog (haha, ini mah malah ngerjain orang!)

Piss ah, I love you full... ;))

Monday, February 8, 2010

WISDOM FROM GDE PRAMA




... adakah kesedihan serangkaian hukuman?
Atau menjadi tangga-tangga perjalanan menuju semakin dewasa?

Sebagaimana alam yang terus berputar siang-malam,
kehidupan juga berputar, kesedihan, kebahagiaan.
Lari dari kesedihan seperti menolak matahari terbit di pagi hari.
Menyelami hal ini,
kesembuhan terjadi ketika hidup
mengalir sepenuhnya dengan putaran waktu.

Pencerahan
adalah ibarat danau biru dan bukit hijau.
Sederhananya, pencerahan terjadi
tatkala semua terlihat sempurna apa adanya...

Kesembuhan
terbuka pintunya
ketika manusia
berisitirahat pada apa saja yang terjadi.

Friday, February 5, 2010

QUOTE OF THE DAY...

Jika yang ingin anda capai adalah kebaikan,
berupayalah dalam kebaikan.
pikirkanlah yang baik,
rasakanlah yang baik,
katakanlah yang baik,
dan lakukanlah yang baik.


(Mario Teguh)

Wednesday, February 3, 2010

HAIYYA, NGAJAK SEKONGKOL? NO LAAH...

Kian hari mendalami dunia manusia dengan segala seluk-beluk karakter dan permasalahannya, kian menyadarkanku bahwa betapa ilmu yang diamanahkan Allah padaku hingga detik ini baru seujung kuku. Bahwa aku, meski menyandang status seorang psikolog, yang dipandang banyak orang dengan segala respek sekaligus jeri dan ngeri (iya ngga sih, hehe... kan katanya psikolog suka jadi batu sandungan kalo nyari kerja), tetaplah seorang manusia biasa. Dan minggu lalu, ada ujian yang dihadirkan-Nya lewat salah seorang klienku.

Singkat cerita, klienku ini ingin mencoba ujian masuk Akpol. Sayangnya, hasil tesnya sepekan lalu tidaklah memuaskan hatinya, dan juga ayahnya. Di sesi konseling hasil minggu lalu, tampak rona kecewa di raut keduanya. Setelah kupersilakan membaca hasil tertulis dan kututurkan lebih detil kemungkinan sebab-musabab hasil itu bisa terjadi, sang ayah tiba-tiba angkat bicara,"Bu, kalau begini hasilnya, dia bisa langsung gugur di awal seleksi. Hm, tes ini berlaku berapa lama ya? Bisa ngga Bu dia tes lagi, pura-puranya dia belum pernah tes, gimana Bu?"

Aku sempat bengong beberapa waktu, agak marah tepatnya. Kok bisa-bisanya si bapak menganggap gampangan profesi psikolog, menganggap bisa diatur-atur begini-begitu? Nanti kayak skandal sepakbola gajah dong di persepakbolaan kita kan? Apa bapak itu ngga tau ya kalo psikolog punya kode etik profesi, yang kurang lebih sama dengan dokter, kalau disalahgunakan, bisa menjurus ke malpraktek.

Akhirnya kujelaskan bahwa 'skor' eh hasil akhir ngga bisa diputarbalik sesuai skenario, mau tidak mau harus diterima. kalaupun masih penasaran en maksa untuk tes lagi, monggo aja di biro konsultasi yang lain, tapi tidak di sini. Haiyyah, hare gene nyuruh-nyuruh manut sama permintaan nyleneh begini, maap deeh... It's not about money, man!

Tuesday, February 2, 2010

SPECIAL WORDS...

Ada sekuntum kata puitis yang dipersembahkan salah seorang sahabatku, beberapa hari lalu...

"di saat Tuhan
menjawab doa-doamu,
Dia menambah imanmu,
di saat Tuhan
belum menjawab doamu,
Dia menambah kesabaranmu,
di saat Tuhan
menjawab selain doa-doamu,
Dia tawarkan yang terbaik untukmu..."


Subhaallah... Betapa terlampau sering aku, kita, dibuai rasa kecewa, atau mungkin juga marah, dan merasa Allah tidak adil, ketika Dia mempersembahkan, menghidangkan di hadapan kita, suratan takdir yang tidak sesuai harapan dan bunga-bunga asa yang terlanjur kita semai dalam sanubari. Untaian kata ini seperti mengingatkanku soal nilai keridhaan kita atas apapun -- ya, apapun -- yang digariskan Allah untuk kita. Karena kita sepatutnya percaya, dan yakin sepenuh keyakinan, bahwa Beliau Maha pandai Menakar kemampuan kita masing-masing...