Friday, September 26, 2008

SETIAP HABIS RAMADHAN...

Tanpa terasa kita sudah ada di hari-hari penghujung Ramadhan. Karena satu dan alasan tertentu, tahun ini Ramadhan terasa teramat berbeda bagiku. Tiap detiknya terasa 'menggigit' ruh dan jiwa, begitu banyak tangis dan airmata tercurah mengingat dosa, khilaf, pahit-getir episode hidup yang telah dilalui, tak terhitung banyak tafakkur dan muhasabah, juga ikhtiar untuk i'tikaf bersama suami dan anak-anak tercinta. Ini sama sekali bukan ajang untuk pamer diri, sama sekali tak ada niatan untuk itu, justru rasa haru-biru itu memunculkan rasa pedih karena mengapa baru kali ini kusadari semua itu? Mengapa tidak semenjak dulu? Namun tiada pernah ada kata terlambat untuk menjadi orang yang lebih baik dari hari ke hari, mensyukuri nikmat umur yang masih diperkenankan Allah hingga kita masih sempat mengenyahkan kerak-kerak dosa kita sampai ajal datang menjemput...

Sepuluh hari terakhir ini, rasa itu kian meraja, airmata yang kian mudah menganak sungai, rasa pedih-peri, rasa kehilangan yang amat sangat, dan cemas akankah masih bisa menyelami Ramadhan-ramadhan di tahun berikutnya? Ataukah ini akan menjelma jadi Ramadhanku yang terakhir ya Rabb?

Dan ruah lagi tangis, teringat dosa yang berserakan bagai puing, di mana-mana...


Setiap Habis Ramadhan
oleh BIMBO


Setiap habis Ramadhan
Hamba rindu lagi Ramadhan
Saat - saat padat beribadah
Tak terhingga nilai mahalnya

Setiap habis Ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan

Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan

Reff:
Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan
Sekeluarga, sekampung, senegara
Kaum muslimin dan muslimat se dunia
Seluruhnya kumpul di persatukan
Dalam memohon ridho-Nya

Thursday, September 25, 2008

DZIKIR BA'DA QIYAMURRAMADHAN

(sumber: DZIKIR, karya Miftah Faridl)



Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung,
yang tiada tuhan selain Dia sendiri.
Yang Maha Hidup dan Yang Berdiri Sendiri,
serta aku bertaubat kepada-Nya.

Ya Allah,
Engkau tuhanku,
tiada tuhan selain-Mu,
Engkaulah yang Menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu,
dan akupun dalam ketentuan-Mu dan dalam janji-Mu,
sesuai dengan kemampuanku.

Aku berlindung kepada-Mu dari sejahat-jahat kelakuan.
Aku mengakui kenikmatan yang Kau limpahkan kepadaku,
dan aku mengakui pula akan dosa-dosaku.
Maka ampunilah aku karena
tak ada yang dapat menerima taubat atas dosa-dosaku
selain Engkau sendiri.

Ya Tuhan kami,
karuniakanlah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat
dan selamatkanlah kami dari siksa neraka...

Ya Allah,
bagi-Mu puja dan puji.
Engkaulah penguasa langit dan bumi
dan apa-apa yang ada di dalam keduanya,
dan bagi-Mu pula puja dan puji pancaran cahaya langit dan bumi.
Bagi-Mu lah puja dan puji itu
karena hanya Engkaulah yang Maha Besar.
Janji-Mu benar
dan pertemuan dengan-Mu pun benar pula,
firman-Mu benar,
dan surga-Mu pun benar,
neraka-Mu benar
dan para nabi juga benar,
serta Nabi Muhammad SAW juga benar,
dan hari kiamat itu benar.

Ya Allah,
kepada-Mu aku berserah diri
dan dengan-Mu aku percaya.
Kepada-Mu aku bertawakal
dan kepada-Mu aku akan kembali
serta dengan-Mu aku rindu
dan kepada-Mu aku berhukum.
Ampunilah dosa-dosaku akan
apa yang telah aku lakukan sebelumnya
maupun yang terdahulu atau yang kemudian,
yang kusembunyikan
dan yang kunyatakan dengan terang-terangan.
Engkaulah tuhan yang terdahulu
dan yang kemudian.
Tiada tuhan selain Engkau.
Tak ada daya dan upaya melainkan denganmu ya Allah...

Ya tuhanku,
masukkanlah aku melalui tempat masuk yang benar baik,
dan keluarkanlah aku melalui tempat keluar yang benar
dan jadikanlah bagiku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong...

Wednesday, September 24, 2008

PASAR KAGET!

Menindaklanjuti permintaan salah satu fansku, mbak Ely (hehe, piss mbak ;D) soal pasar kaget, di Indonesia mah bejibun di mana-mana. Ngga ada momen-momen khusus yang bisa dijadikan patokan, tau-tau aja nongol, sim salabim muncul, makanya namanya lucu bin aneh, pasar kaget. Kayak yang dekat rumah Namboruku (ibu mertua), ini pasar aslinya ngga ada, entah siapa yang mengkomando, ujug-ujug jadi rutinitas tiap jumat sore, tuh baju 10 ribuan udah berjejer rapi aja dicantelin di pagar. Mo marah sih, kata beliau, abis gimana ngga, nyusahin sang empunya rumah untuk keluar. Tapi belakangan, berhubung akhirnya bisa ketemu baju untuk opung-opungnya alias cucu-cucu yang mur-mer, terus bisa nyantap sate padang atau gulai padang dengan kuahnya yang lekheer, juga jilbab rumah yang cukup apik, tumbanglah sang amarah dengan keriaan (halah, bahasanya sok tinggi yah, hehe...). Sekarang semangatnya ya semangat bertutur soal jeans anak-anak yang murah abis (ayo dibanting, dibanting, sayang anak, sayang anak!) atau jam tangan 10 ribuan (bonusnya ada lho mbak, bonus dijamin ngga awet!)

Kalo pasar kaget di kampung dekat rumahku, itu sih kayaknya hasil pemantauan ada secuplik tanah kosong tak bertuan aja, langsung deh malam minggu udah rame banget sama tukang jualan. Kami waktu itu akhirnya tergoda beli mesin jahit portabel seukuran cekrekan seharga 15 ribu, juga beli es krim seribuan doang,sampe mikir jangan-jangan kalo ada yang iseng mau borong semuanya, uang di dompetnya masih berlebih saking murahnya?

Nah, puasa-puasa gini, pas tarawihan, ada aja tukang makaroni pedes, crepes, es dung-dung, atau batagor mini, yang setia nongkrong di seputaran mesjid. Yah, namanya usaha, nyari rezeki, apalagi pangsa pasarnya ada, yaitu anak-anak, ya udah, jadi deh pasar kaget kecil-kecilan. Kalo kami mah kurang gesit, nunggu bubaran tarawih, udah ludes semua, haha... Jadinya cuma gigit jari aja liat tukang crepesnya mengayuh sepedanya berpulang ke rumahnya, hiks, itu momen paling menyedihkan, karena udah jadi perbincangan hangat sebelum shalat.

Rakyat butuh hiburan kayaknya mbak, hiburan murah-meriah, kalo bisa malah gratis, karena sekarang apa-apa mahal. Gas ilang dari peredaran, mau balik ke minyak tanah, langka dan kalaupun ada, harganya rek,nyekek leher banget, masak seliternya kata mbak yang nyetrika di rumah, berkisar 9 ribu - 11 ribu! Duh dengernya aja udah sedih en nelongso, apalagi kalo liat antreannya yang mengular panjang di mana-mana. Makanya mereka butuh sesuatu untuk 'switch' lah dari himpitan ekonomi yang makin berat (duh gayya banget ulasannya ya, kayak pakar apaan aja aku ini...)

Tuesday, September 23, 2008

DUHAI BUNDA...

Sudah berapa lamakah kita tak sua dengan sang ibunda kita? Atau entah sudah berapa lama kita tak bertutur sapa dengan beliau, bertukar cerita? Atau bahkan ada yang sudah bertahun-tahun tak menyapa bundanya karena alasan tertentu?

Masih ingatkah kita saat kecil ditimang-timangnya dengan penuh kasih mesra, laksana jalan tak berujung? Saat kita menangis, berbagi tawa, memipisi bajunya dengan kencing kita, atau bahkan memuntahi kerudung putih bersihnya dengan muntahan kita karena kita tidak suka dengan makanan yang dibuatnya? Pernahkah kita membayangkan detik demi detik melelahkan yang harus -- mau tak mau -- dilampauinya, seraya menyabung nyawa, ketika tiba saat melahirkan kita? Pernahkah beliau akan membayangkan waktu beliau beranjak uzur, perlahan para permata hatinya melupakannya, jauh di bawah prioritas pekerjaan, karir gemilang di kantor, tetek bengek urusan keluarga barunya (istri/suami, anak-anaknya)? Pernahkah kiranya beliau membayangkan realita bahwa segala jerih-payahnya itu dibalas dengan perlakuan demikian?

Jika ada di antara kita merasa telah bersikap seperti di atas, sebaiknya segeralah mohon ampun kepada Allah, juga segerakan bersilaturahmi kepada ibundanya terkasih. Kata seorang ustadzah, bisa jadi ujian dan musibah yang datang bertubi-tubi kepada kita dialasi kurang ridhanya sang bunda terhadap perbuatan kita. Mereka yang lama tidak diberi keturunan, memiliki masalah dalam perkawinannya (berselingkuh, bolak-balik di-PHK), diuji dengan penyakit kanker rahim, atau ujian hidup lainnya, mungkin saja semua itu disebabkan oleh sikap kita yang tidak mau berdamai dengan karakter bunda kita. Kita hanya sibuk berdamai serta berempati dengan bawahan kita, atasan kita, pasangan hidup kita, atau orang-orang lain, tapi lalai untuk bisa menerima apa adanya jurang perbedaan yang terbentang antara kita dengan ibu sejati kita. Suka tidak suka, beliaulah orang tua kita yang sebenarnya, tidak dapatlah kita memilih macam mana ibu yang kita impikan. "She is a gift from God", terberi, hadiah terbaik, yakinkan itulah kado terbaik dari-Nya untuk kita, karena Allah tahu anak macam apa yang bisa menerima bunda dengan kepribadian seperti itu... Tugas kitalah sebagai anak beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan beliau, karena mau memberontak sejauh mungkin, tetap kita tiada dapat melawan takdir bukan?

Mumpung puasa, dan sejenak lagi kita menyambut lebaran, sempatkan diri untuk berkunjung, meminta maaf kepada orang tua kita, terutama bunda tercinta, atas segala khilaf dan dosa yang berserak. Mumpung pula kita masih diberi umur, dan beliau pun masih ada di hadapan mata... Atau masih ada yang bebal untuk tidak mau mengakui kekeliruannya, dan bersedia menunggu beliau berpulang dan penyesalan itu terlambat datang? Bagaimana menurut Anda?

Monday, September 22, 2008

RAMADHAN FOR KIDS! (PART 2)

Siapa bilang jadi orang tua bertahun-tahun idem ditto dengan kepiawaian mengemas aktivitas untuk para permata hatinya? Yah bisa dibilang awal-awal jadi pasangan hidup dan ortu (ciele, hehe...) banyak trial n error-nya, coba ini ngga jalan, coba nyang laen, terus aja gitu... Alhamdulillah belakangan, karena udah makin kompak visi-misinya, kami bisa satu kata dan hati dalam mendidik anak-anak, entah dalam urusan pengkondisian suatu keadaan atau yang paling gampang, memutuskan untuk membeli suatu barang untuk anak.

Terkait dengan Ramadhan, tahun ini aku tergelitik untuk mengajak anak-anak i'tikaf pada 10 hari terakhir. Bukan perkara gampang ternyata, karena survei membuktikan bahwa tidak semua mesjid siap mental dan fasilitas untuk menyelenggarakannya. Yang ada biasanya hanya untuk kalangan bapak-bapak aja, atau ada untuk keluarga, tapi konsumsi agak amburadul, atau kendala lainnya, materinya blong aja alias kita yang kudu kreatif bikin acara sendiri. Pinginnya kami sih mabit/nginap di mesjid sejak ba'da ashar sampai subuh/dhuha, baru pulang deh, biar kerasa suasana beda dibanding puasa di tengah keluarga sendiri di rumah. Ini kan juga belajar sosialisasi, menu yang beda, kasur yang beda, riuh-rendah suara orang dan lainnya?

Awalnya sempat terbit harapan, di mesjid dekat kantor suami, mau diadakan i'tikaf untuk perempuan, tapi finalnya agak menyedihkan, lagi-lagi hambatan fasilitas kamar mandi yang minim akhirnya membuyarkan harapan itu. Tapi subhanallah, Allah memang sungguh pengatur skenario utama, Dia bisa dengan mudahnya 'menghadirkan' lokasi lain, dekat rumah pula, yang menerima i'tikaf akhwat dengan fasilitas baru, tenda AC a la Arafah! Percaya tidak, aku sampai menangis tersedu-sedu mendengar itu... Ah aku kian percaya bahwa Dia begitu sayang pada kami, dijabah-Nya doa ini, dengan segala kuasa-Nya... Subhanallah!

Sunday, September 21, 2008

QAAF...

Saat tadarusan di mesjid dekat rumah, entah mengapa sang ustad yang sepekan pertama bolak-balik mengkaji juz Amma, pekan ini menunjuk surah Qaaf untuk dibaca bergantian sembari memperbaiki lafal pengucapan/makhrajnya. Awalnya aku tidak terlalu ngeh dengan arti atau terjemahnya, namun ketika 2 kali pertemuan terakhir sebelum penutupan Sabtu lalu, kubawa qur'an terjemah per kata terbitan Syaamil, dan... tertegunlah aku dibuatnya, terpana oleh isi surah tersebut.

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Ingatlah ketika dua malaikat mencatat perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat (ayat 16-18) ... (Ketika kiamat) Setiap orang akan datang bersama malaikat pengiring dan malaikat saksi (ayat 21) ... Allah berfirman, "Lemparkanlah keduanya (sang manusia dan qarin/setan pengiringnya) ke dalam neraka jahanam, semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat enggan melakukan kebajikan, melampaui batas, dan bersikap ragu-ragu, yang mempersekutukan Allah dengan tuhan lain, maka lemparkanlah dia ke dalam azab yang keras (ayat 24-26)."

Astaghfirullah, bagaimana tidak tercenung, kita acapkali lupa bahwa senantiasa ada yang mengawasi laku-tindak kita, di tempat terpencil sekalipun, yang kita seolah merasa aman dan nyaman di dalamnya. Lupa bahwa ada asisten-Nya dan juga tentu saja Dia, yang Maha Menyaksikan, setiap langkah kecil maupun langkah besar kita, dalam keseharian ini. Juga saat sikap ujub itu merasuk, meremehkan, merasa rendah diri, hina di hadapan-Nya, tidak ikhlas, murka, dan sebagainya, kita seringkali merasa bahwa hanya kita saja, mahkluk kasat mata yang tiada punya nilai kekal, dan bebas merdeka dari persaksian maupun pencatatan super rapi dari Sang Khalik? Na'udzubillah min zalik...

Deras air mata menganak sungai, hingga sepucuk kecil sapu tangan tak kuasa menampungnya, karena hati serasa digempur teguran keras-Nya, diingatkan akan dosa-dosaku yang bagai pepasir, berserakan di segala penjuru dunia fana ini... Apalagi sang ustad juga sekaligus mengingatkan tentang i'tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan, yang diibaratkannya laksana wukuf kecil. Dan betapa besar rahmat-ampunan-Nya yang bisa diraih oleh kita melalui i'tikaf ini, kita sebagai mahkluk-Nya yang hina-dina dan compang-camping penuh borok dosa ini...

Ya Rabb, luruskan senantiasa hati ini untuk selalu hanya tertuju kepada-Mu, jangan biarkan kami bertakzim kepada selain diri-Mu...

Selamat beri'tikaf, berkhalwat dan berasyik-masyuk hanya dengan-Nya, serta menjemput berkah, rahmat dan ampunan-Nya...

Wednesday, September 17, 2008

ANAKKU BERTANYA SOAL SUJUD...

suatu ketika
putriku bertanya
mengapa aku begitu lama
dalam sujud terakhir di rakaat terakhir

Nak,
tahukah engkau sayangku
sujud itu
perlambang penyerahan total seorang hamba
pengakuan penuh akan kuasa
penghambaan utuh seorang makhluk yg hina
kepada tuhannya
Sang Khalik

tiada pertanda melebihi sujud
ketertundukanku
akan kedigjayaan-Nya
perasaan tak berdaya
atas keagungan-Nya

Nak,
saat kita berdiri
mungkin saja ujub itu masih bersemayam nyaman di sana
sewaktu kita ruku
bisa jadi pongah itu masih separuh nyata
tapi ketika kita sujud
bersungkur mencium bumi ciptaan-Nya
meghirup udara yang tersisa
di seputaran kita
dan sujud itu begitu meresapi jiwa-raga
sepatutnya
angkuh-sombong itu tak bersisa...

Tuesday, September 16, 2008

NORCE SOAL HP, GUBRAX!

Sejak zaman dahulu kala, putri sulungku sudah pandai mancing-mancing soal hape (Nak, nak, mancing mah biasanya mancing ikan, bukan hape, nti hapenya berenang dah,hehe...). Maklumlah, di zaman sekarang, udah mafhum anak SD yang masih piyik en belum kerja, udah pamer sono-sini ama hape keluaran terbaru. Malah syahdan ada temennya yang hobi gonta-ganti hape sama yang teranyar ada di pasar (perasaan, di pasar deket rumah, banyakan jualan jengkol en sembako sama kue kering deh, kagak banyak hape, *pura-pura bingung*). So, setelah menyepi selama beberapa taon (lama ye, keburu bulukan,hehe...), diambillah keputusan bijaksana untuk membelikannya hape kalo dia udah SMP, dengan pertimbangan utama soal kebutuhan dan jadwal kegiatannya yang seabrek.

Naaah, Juli kemaren kan dia sukses dah nembus SMP, jadilah dia anak ABG yang manis berseragam putih-biru. Ternyata negosisasi belum selesai sodara-sodara, dia bersikeras minta hape yang begono ataw begini, pusinglah awak, terutama bapake, wong targetnya semurah mungkin, eh ni anak mintanya yang 'fashionable' plus-plus, sekalian ngebandingan kalo titahnya itu masih mending daripada temen-temennya yang punya hape 3- 4 jeti. Wow, wonderful, heibat tenan,emang abis beli hape kagak makan ape? Sewot bener nyak-bokapnya nih, untung ga jadi kribo tuh rambut,hihi... Yah keburu kribo mah tinggal rebonding atuh, suseh beneerr!

Tapi alhamdulillah, kedua belah pihak saling membuka hati (kan Allah Maha Membolak-balik Hati?), dan singkat ceritanya tercapailah MoU yang menyenangkan satu sama lain. Singkat cerita pula, sang hape sekarang sudah di tangan, dengan harga yang so-so lah (sini ok, sana ok gitu...), trus dah dibeliin juga pulsa perdananya. Awalnya anakku getol sms-an sama Papanya aja, baru belakangan dia sadar, kok mama belum pernah sms-an sama aku seeh? Aku juga cuma nyengir kuda diingetin, iya yah lupa. Ya udah mama sms kakak ya? Langsung kutulis sms ke dia en dia ketawa-ketiwi senang dapet sms dariku, sumringah banget mukenye... Tapi errornya, kita sms-an itu duduknya deketan, sebelahan malah, lah gimana ngga kerasa norceeee bangets dech, lha tinggal ngobrol en nengok kok yah hrs sms-an en melanglang buana ke operator IM3 dulu baru bisa nyampe ke sebelah? Tinggal Papanya yang sok jaim geleng-geleng dengan cool-nya...

Hidup hape baru, hidup kenorce-an! Halah, gubrax kuadrat!

Monday, September 15, 2008

RAMADHAN FOR KIDS!

Masih inget ngga gimana rasanya kita puasa waktu kecil dulu? By flow aja rata-rata kan,alias ngalir aja seperti air? Ngikut aja waktu orang tua nyuruh kita "ayo, ayo puasa Nak, ini udah masuk Ramadhan lho". Bergulir aja seperti rutin, ya tarawih, sahur, rebutan minta tanda tangan imam dan khatib sebagai bukti legal kita udah beneran ikutan tarawih di mesjid. Trus siang-siang kalo lemes, diem-diem ke dapur neguk air atau nyebur ke bak, minum air mentah? Hehe, hayo berapa banyak yang ngaku en ngacung? Tenang man, aku dulu sempet kok punya periode puasa model begitu :) Naaah, baru kerasa ketika aku punya anak-anak, kerasa bahwa ibadah wajib ini sepatutnya bukan cuma jadi semacam 'etalase' ibadah untuk 'show-off' ke orang lain, seperti 'topeng/kedok' dan kedalaman maknanya tidak merasuk ke hati (mm, mudah-mudahan ga bingung yah?).

Baru beberapa tahun belakangan ini, aku menyadari pentingnya menanamkan kepada buah hatiku pengertian apa itu puasa, alasan mengapa kita harus puasa, apa manfaatnya untuk tubuh dan jiwanya, de el el. Dari teman-teman dan buku "Ramadhan for Kids" karya Irawati Istadi (ini buku well-recommended), aku banyak belajar tentang itu dengan cara menyenangkan. Bagaimana Rasulullah sudah melatih dirinya 2 bulan sebelum Ramadhan tiba dengan mempergiat shaum sunnah, memperbanyak membaca al Qur'an, dimaksudkan agar beliau siap mental dan tidak kaget saat hari H-nya tiba. Juga bagaimana teman-temanku mengkondisikan anak-anaknya dalam menyambut Ramadhan, membuat poster, menghias rumah, membuat paket parsel mini untuk dikirim ke tetangga saat awal puasa sebagai tanda kegembiraan, menyediakan alternatif kegiatan selama puasa (bikin kruistik, jahit kain flanel, melukis, kejar setoran khatam atau hafalan, i'tikaf di 10 hari terakhir, dsb), sampe bikin check-list target-target ibadah harian per anak, juga ngga ketinggalan menentukan kapan sih anak kita siap untuk puasa sehari penuh (ada yang usia 3 tahun langsung bisa, ada yang SD kelas 4 baru 'ready', plus ibunya yang ngga tegaan) pokoknya seru en nano-nano deh, hehe... Trus juga soal mengelola waktu untuk belanja baju lebaran, infaq sana-sini, zakat mal plus itung-itungannya diupayakan dituntaskan sebelum puasa jadi kita terhindar dari 'thawaf' di mal, ngabuburitnya yang lebih bermanfaat euy ;)

Ah, ayo ayo, banyak pe-er yang perlu dicermati sebagai orang tua? Berat? Ya pasti lah, masak pasti dong, hehe... Tapi kan insya Allah kita punya suami/isteri untuk berbagi tugas dan kompakan, juga jangan segan dan selalu terbuka untuk 'sharing' dan belajar dengan teman-teman? Setuju?

Tuesday, September 9, 2008

PERKIRAAN CUACA ALA BET-BET

Jika Bet-bet cuci tangan, artinya besok cerah. Bila dia cuci muka, artinya besok hujan. Tapi kalo dia cuci tangan plus cuci muka, itu maksudnya besok cerah berawan. Kalau cuci muka dulu dan cuci tangan, artinya besok berawan... miaww,ting ting!

Hehe, puasa-puasa kok ramalan cuaca, jaka sembung banget, kagak nyambung bo! Hehe, maap deh, dah capek ngejar setoran, melototin qur'an, sampe-sampe berita di koran lewat (itu si Kimi yang kalah dramatis aja lewat, padahal dia sembalap favoritku lho. Halah, beneran ibu2 funky yah, up to you dah!)

Tulisan di atas itu aku kutip dari resume anak-anak, permata hatiku, yang berkat 'intimidasi' dan 'bujuk-rayu maut' papanya jadi maniak kucing. Jadi ada kucing, cukup banyak malah, yang rajin wara-wiri main ke rumah, karena selalu ada stok makanan sisa untuk mereka. Duluuu sekali ada kucing peliharaan, Miu namanya, tapi sayang, dia sudah berpulang Juni tahun silam. Sekarang penggantinya ya sang cewek, Bet Bet. Sejarahnya dinamai Bet-bet tak seorangpun menyadarinya, dan baru heiboh waktu aku bilang tentang nama lengkapnya. Mau tahu? Full-name-nya: Siti Margaretha Bet-bethok. Gubrax bangets ya, hehe... Yah maklumlah, keluarga 'error', nama kucing di rumah ini aneh plus nyeleneh. Ada yang sederhana dan bersahaja, cuma digonta-ganti hurufnya, dari Miu, Mio, trus berkembang jadi Miu Lunak,hasil kolabolarasi lucu -nakal, trus ada kucing temuan yang diberi nama megah, Sir Francoise alias Franky (sayang usianya hanya seumur jagung,mungkin jagung malah lebih panjang umur dari dia)... Begitulah intermezo dari anak-anak, pasukan ceria, semoga bisa menghibur. Waah, klop nih sama mbak Ammar yang juga sukaaaa banget sama kucing:D

Sama si Bet-bet ini, anak-anak sudah mulai sehati, main pagi-pagi sebelum berangkat sekolah sambil nunggu tukang ojeknya datang. Dicampur hasil 'peracunan' dari komik Kobo-chan yang juga punya kucing serta punya ritual lucu yang diartikan si Kobo dengan kocaknya,jadilah hasil ramalan di atas. Nah, so sore ini lagi hujan, tadi Bet-bet ngapain ya? Hayo tebak! Yang tebakannya bener dapet tiket mudik deh,hehe... Eh kecuali mbak Ely yah, berat diongkos!

Wednesday, September 3, 2008

SEJAK ITU RASUL

Karya : TAUFIQ ISMAIL


Ketika seribu tahun pertama
Dipasang api neraka
Semakin keadaannya
Menjadi putih warnanya

Ketika seribu tahun kedua
Menyala api neraka
Bertambah panas keadaannya
Menjadi merah warnanya

Ketika seribu tahun ketiga
Berkobar api neraka
Memuncak panas keadaannya
Akhirnya hitam warnanya

Hitam yang kelamnya bersangatan
Panas yang tak terhitung bilangannya
Besar tak terukur dimensinya
Serta tak pernah padam-padamnya

Sekiranya jahanam terbuka
Seukuran lubang jarum saja
Api yang bocor dari dalamnya
Membakar bumi jadi bubur api

Sekiranya? sekiranya lepas mata rantai
Yang melilit membelenggu neraka
Dan dikalungkan di gunung dunia
Gunung amblas dan berlubang dunia

Demikian kisah Jibril pada Rasul kita
Berita demikian dahsyat mengerikannya
Mereka menangis mencucurkan air mata
Mereka menangis mencucurkan air mata


Sejak itu tak bisa tertawa keras Rasul kita
Sejak itu tak bisa terbahak-bahak Rasul kita


Mengingat dahsyatnya api jahanam
Mengingat bagaimana nasib manusia
Mengingat bagaimana nanti nasib ummatnya

Tuesday, September 2, 2008

HAH, NGITUNG GENTENG??

Siapa bilang jadi ibu rumah tangga idem ditto dengan duduk manis di rumah menatap en ngecek jumlah genteng rumah (hehe, ini sebenarnya 'mencuri' kata-kata dari tetanggaku dulu yang entah kenapa selalu sewot kalo ibu erte = penganggur)? Banyak kerjaan Bo, malah setara atau mungkin 2 kali lipat kerjaannya dengan yg ngantor di tengah semilir dingin AC plus kuli bangunan kalee,hehe... Ya gimana ngga, kite-kite ini kudu nyuci, masak, nyapu, ngepel, angkut aer juga kali yang sumurnya jauh, nah itu kan job-desc-nya pekerja fisik tho? Selesai? Eits tunggu dulu, belum finish sodar-sodara! Abis itu kudu 'switch' konsentrasi mikir soal masak, enaknya masak apa ya hari ini, bantu anak-anak bikin pe-er, dengerin suami yang kepingin curhat karena bete di kantornya, mungkin juga dengerin obrolan mertua atau ibu soal remeh-temeh mereka, dan sebagainya. Kebayang kan, mana sempat ngurusin diri sendiri, istilah kate boro-boro mau facial, nyisir aja belum tentu sempet? Ah, ekstrim bangets yah, hehe...

Semua itu emang kembali ke soal bagaimana kita memenej waktu yang cuma seuprit 24 jam. Kalo aku sendiri paling gampang suka mengacu jadwal suami yang udah duduk manis meeting atau kerja jam 07.30, nah berarti aku juga harusnya bisa dong. Emang sih sejak subuh sudah berjibaku dengan cucian, biin sarapan/minum teh, nyapu n nyiram-nyiram tanaman, atau kalo lagi isengnya kumat, ngangkatin daun/sampah kering di got depan rumah. Ini sampe bikin suami tercinta suka nyap-nyap (emangnye emak-emak, hehe...) bin heran, ni istriku ngapaian sih khusyu' banget nongkrong di situ? Nah, sesudah itu rebes, plus nyiapin bekal anak-anak sekolah , jemur cucian, dan cuci piring, targetku ya itu, setengah 8 sudah bisa pindah isi kepala ke 'kegiatan mental', entah sekedar baca dan bales e-mail, nulis di blog, nulis cerpen, mengaji, ataw lainnya.

Prinsipnya semua harus seimbang antara kehidupan dunia-akhirat, yin-yang, atau apapun namanya, insya Allah selalu jadi dasar gerak aktivitasku. Bukan apa-apa, kan kita hidup cuma sebentar, sekedar mampir, 'cuma ngombe', sehingga apa yang kita lakukan sekarang sepatutnya jadi bekal berharga untuk timbangan kita di Padang Mahsyar kelak. Jadi kalau selama ini aku bablas dengan kesibukan duniawi, Allah yang Maha Baik senantiasa mengingatkan dan menegurku dengan pelbagai cara. Introspeksi segera, ada apa dengan semua ini, buru-buru deh kita kembali ke 'track' yang benar, jalan-Nya yang lurus dan penuh pendar cahaya...

Anyway busway, lagi mikir dan introspeksi, apa hubungannya ya ngitung genteng sama yin-yang dan teguran Allah? Ah maap deh, lagi puasa, so lagi ngga mau mikir judul yang indah-indah, yang penting nyampe isinya, oche??

Monday, September 1, 2008

CAHAYA HATI...

Opick

Allah
Engkau dekat penuh kasih sayang
Takkan pernah Engkau biarkan hamba-Mu menangis
Karna kemurahan-Mu
Karna kasih sayang-Mu

Hanya bila diri-Mu
Ingin nyatakan cinta
Pada jiwa yang rela dia kekasih-Mu
Kau selalu terjaga yang memberi segala


Allah Rahman Allah Rahim
Allahu Ya Ghafar Ya Nurul Qolbi
Allah Rohman Allah Rahim
Allahu Ya Ghafar Ya Nurul Qolbi


Di setiap nafas di segala waktu
Semua bersujud memuji memuja asma-Mu
Kau yang selalu terjaga yang memberi segala


Setiap mahluk bergantung pada-Mu
Dan bersujud semesta untuk-Mu
Setiap wajah mendamba cinta-Mu cahaya-Mu


Yaa Allah Ya Rahman
Yaa Allah Yaa Alllah Yaa Allah
Ya Nurul Qolbi
Yaa Allah

---

Ya Rabb, jangan biarkan hamba
berpaling dan mengadu
kepada selain-Mu
selalu bukakan pintu hati ini
jangan biarkan ia terhijab
oleh butir-butir pesona palsu duniawi...