Friday, May 30, 2008

SANG PENGUAK JALAN BAGI IMPIANKU…

(hasil obrak-abrik, eh ada tulisan esai ke Femina, baca yaa...)

1998, bisa dibilang tahun hiruk-pikuk dalam hidupku. Sedih dan senang berbaur jadi satu. Kala itu, aku dan suami bersiap menunaikan ibadah haji., namun saat bersamaan, aku harus rela melepas karir yang susah-payah kubangun, sebagai dosen muda di Universitas Indonesia. Sebuah pilihan teramat sulit, karena sesungguhnya, karir inilah yang kudambakan sejak lama, namun di sisi lain, aku harus berkonsentrasi penuh untuk mengasuh putri kecilku yang baru berusia 2 tahun.
Untunglah suami tercinta sudah menyiapkan segalanya untukku mengisi waktu-waktu sempit yang mungkin terluang saat menemani buah hati kami. Dia bersengaja membeli seperangkat komputer lengkap dengan modem untuk riset maupun browsing, serta printer. Kelihatannya dia mencermati ketrampilanku merangkai kata dalam laporan-laporan penelitianku yang kerap dibacanya.

Awalnya, aku sama sekali tidak punya ide untuk menulis. Menulis apa? Kok aneh saja bila menulis artikel ilmiah, lagi pula, mau dikirim ke mana? Namun entah mengapa, tiba-tiba saja aku teringat denganmu, Fem. Dulu, ketika Ibu masih bekerja kantoran dan sering membeli Femina, aku paling senang membaca rubrik Dari Hati ke Hati-nya Bu Kar. Bayangkan, aku yang ‘piyik’ alias masih SD sudah melototi rubrik begituan, rubriknya orang dewasa, hehe… Maklumlah, aku suka dengan gaya tutur bu Kar yang mengalir tanpa mengurui (klop sekali dengan cita-citaku menjadi psikolog!). Belakangan, aku gemar membaca sumbangan tulisan pembaca di “Gado-gado” yang superkocak ataupun konyol.

Nah, jadilah aku memulai kiprah baruku dengan menulis untuk “Gado-gado”. Isinya tentang pengalaman wisata kuliner kami ketika berhaji. Mencoba nasi para TKW, nasi Padang, nasi uduk Turki, juga kebab Arab dan martabak full kapulaga-adas versi India.
Percaya tidak Fem, tulisan pertamaku itu dimuat pada edisi Maret 1999, hampir bertepatan dengan kelahiran anak keduaku! Jadilah aku mendapat 2 kado terindah dalam hidupku!

Yang bikin kalap, surat pemberitahuan dari Femina terlambat kuketahui karena saat melahirkan, aku mengungsi ke rumah Ibu. Pontang-panting kami berburu ke tetangga-tetangga Ibu, karena sia-sia mencari ke loper-loper majalah (edisinya sudah lewat beberapa nomor). Alhamdulillah, akhirnya kami berhasil mendapatkannya pada anak tetangga Ibu yang merupakan pelanggan setiamu, dan dengan setengah merengek plus mengancam, kamipun berhasil memilikinya, hahaha…

Wah, bangganya tak terkatakan, malah mungkin setengah norak, aku selalu menunjukkan karya perdanaku pada setiap kenalan. Boleh dong bangga ya Fem, baru pertama menulis, eh kok langsung dimuat? Kan tidak semua orang bisa dan punya kesempatan selangka ini?
Sejak itu, semangatku melambung tinggi, apalagi suami selalu jadi suporter sekaligus kritikus sejati. Femina menyadarkanku bahwa aku ternyata punya potensi terpendam dari-Nya yang tak boleh kusia-siakan. Kucoba membuat cerpen dan tak tanggung-tanggung, langsung kuikutsertakan pada Sayembara Cerpen Femina tahun 2000. Tidak menang sih, tapi Femina lagi-lagi bikin kejutan. Tanpa babibu, sahabat kuliah menelponku dan… langsung minta komisi! Setengah bengong tidak faham, barulah dia menjelaskan bahwa cerpenku dimuat di Femina edisi November. Bayangkan, itu merupakan cerpen kedua yang kubuat dan yang pertama kukirimkan ke media, dan seolah menjawab kesungguhan doaku, Femina memuatnya!! Aku curiga, jangan-jangan redaktur fiksimu punya kemampuan telepati, hehehe…

Penerimaan Femina terhadap karya-karya perdanaku membuat decak-kagum teman-teman penulis di mana aku bergabung. Bagi mereka, dan tentu juga aku, ini merupakan sebuah pencapaian luar biasa, untuk seseorang yang baru mencoba menapaki karir kepenulisan. Nembus Femina? Wow… kereeenn benerr!!

Sejauh ini aku sudah memenangkan lomba non-fiksi di media maya, Ayahbunda, juara II Lomba Menulis Cerpen Majalah Ummi (2004) serta membuat 4 buku kumcer keroyokan. Aku juga sempat membuat buletin di lingkungan RT dalam kurun waktu 3 tahun, berisikan info-info ulang tahun, kegiatan teranyar di RT, berita duka cita, juga resep favorit keluarga.

Meski ada masanya pasang-surut, terlebih kini kesibukan baru menderaku dan menyisihkan hobi menulisku, mimpi terbesarku tak pernah pupus. Cita-citaku selanjutnya adalah membuat kumcer sendiri dan memenangkan sayembara cerpenmu. Dengan dukungan tulus suami dan Femina, aku yakin suatu hari impianku akan terukir indah. Doakan ya Fem…

Saturday, May 24, 2008

GENTAR GEMETAR? BISMILLAAAAAH...

Nyaris 10 tahun aku tidak pernah intip-intip file alat tes psikologi, dan tahun ini, tepatnya bulan Mei, kuputuskan untuk mulai buka praktek di rumah. Banyak pertimbangan, dari soal waktu yang kian luang, gelegak ingin mandiri secara finansial, juga ilmu yang mubazir bila diendapkan saja, sementara banyak orang yang insya Allah bisa dibantu dicarikan solusi untuk aneka problemnya. Jujur saja, perasaan campur-aduk di situ, mungkin pepraduan antara gado-gado dan permen nano-nano (halah, ini penggemar nano-nano sejati deh kayaknya, hehe...). Rada kagak nyambung sih (mana ada dalam sejarah gado-gado asyik/klop digabung barengan permen, aneeeh...), tapi ya begitulah, ada gamang, 'excited', takut tapi juga seru, juga 'fun'. Belajar lagi buka-buka catatan, mana tes untuk anak TK, mana tes untuk dewasa, gimana ngitungnya, gimana instruksinya, mungkin bisa disepadankan dengan dokter yang baru pegang jarum suntik lagi. Gemeteran, takut salah kasih dosis, entar pasien kenapa-napa kan berabe, bisa di-cut sama majelis kode etik kagak aci kan?

Alhamdulillah, banyak suporter setia alias pengompor sejati untuk urusan ini, jadi makin bulet aja niat en pelaksanaannya. Back to campus untuk beli alat tes dan ricek alat terbaru, ketemu teman dosen sejawat lama, alhamdulillah bawa gairah baru karena dukungan tulus mereka. Kalau pasukan ceria di rumah mah jangan ditanya, karena ada embel-embel... ojo lali komisinya ya? Hehe, parrah deh, klien masih dicari-cari udah ribut uang denger, apa ngga asyiik? Ah, canda kok, bagaimanapun, seru banget kembali punya aktivitas baru, my new dedication to Allah, hopefully... Insya Allah... Doakan tidak gentar dan gemetar lagi ya?

So temen-temen tersayang yang pingin konsultasi, plis kontak ya, yg jauh kayak mbak Ely tinggal transfer Euro pake balon udara, ngga keberatan kok (lah, yang keberatan yang di sono ya Mbak :D)

Wednesday, May 21, 2008

MENJEMPUT BERKAH: PUPUS DENDAM DAN BENCI

(30 hari Menjemput Berkah, Aa Gym, MQ Segera, 2005)


Jika kita ingin tahu mengapa orang marah dan menunjukkan amarahnya itu, ketahuilah hakikat marah tersebut. Amarah termasuk karunia Allah yang berasal dari pergulatan emosi. Namun, karena sifatnya yang merusakkan dan menyakitkan, amarah menjadi kendaraan setan untuk membuat manusia lupa diri. Namun, Allah Maha Membolak-balikkan hati manusia. Amarah dapat padam karena iman. Amarah dapat hilang karena dibasuh wudhu. Marah pun bisa lenyap karena kesadaran diri kembali dengan istighfar.

Oleh karena itu, tidak perlu berlebihan menyikapi amarah seseorang, selain mendoakannya agar bersabar dan memohon agar Allah membalikkan hatinya menjadi lembut. Jika batu dilawan dengan batu, hasilnya adalah kehancuran. Namun jika batu dilawan dengan tanah liat, hasilnya adalah persatuan. Jadi, berlakulah seperti tanah liat terhadap orang yang sedang marah. Kita bisa fleksibel dengan diam atau berbicara seperlunya untuk menanggapi. Apa yang penting adalah tidak menumbuhkan benih dendam yang membuat kita masuk perangkap setan.

Ingat, terkadang kemarahan muncul dari orang yang kita kenal karena sayangnya ia terhadap kita, bukan karena kebencian. Oleh karena itu, kendalikan rasa tidak enak hati dengan tetap berfikir positif.

Best from Rasul:"Ada 3 hal yang membuat seseorang dinaungi, dirahmati, dan dimasukan ke surga-Nya, yaitu jika diberi rezeki, ia bersyukur; jika mampu membalas, ia bisa memberi maaf; an jika marah, ia bia menahannya." (HR Hakim)

Thursday, May 15, 2008

BEDAH CINTA BERTASBIH? HAYO...

Kemarin di tempat senam ada kejadian lucu. Lagi tengah serius mengikuti gerakan sang instruktur, tiba-tiba beliau nyeletuk padaku,"Mbak Diana, udah baca Ketika Cinta Bertasbih?" Nah, ketika aku mengangguk, kok ya beliau jadi sumringah,"eng, gimana sih ceritanya? Intinya aja gitu." Ya aku langsung ngomong bla bla bla, sang tokoh ini seorang mahasiswa Indonesia yang bla bla... seterusnya. Ternyata jawabanku masih belum memuaskannya, karena masih muncul lagi pertanyaan-pertanyaannya berikutnya. Lama-lama kan curiga nih si mbak kenapa sih, hehe... Waktu kutanya sudah punya bukunya, eh kok dijawab udah ada, tapi masih disimpan aja, aku jadi tertawa geli. Sok bijak kubilang,"ngga seru ah diceritain sampai detil, mending baca sendiri mbak? Insya Allah lebih asyik baca sendiri, apalagi udah ada bukunya." Si mbak masih berkelit dengan berbagai alasan, sampai-sampai aku ngomong,"apa mau bedah buku habis senam? Aku sih mau aja, hehe..." Temen-temen senam lainnya sambil mesem-mesem juga ngomporin beliau, nyuruh-nyuruh baca juga.

Dipikir-pikir asyik kali ya, habis berleleran keringat dan bau harum semerbak (halah, pede amat yah, apa ngga pingsan temen sebelah ;p), kita leyeh-leyeh ngupas tuntas sebuah buku. Untuk jadi ajang asah otak dan pembuktian bahwa ibu rumah tangga juga bisa cerdas, bernas isi kepalanya, en ngga kalah pinter sama wanita karir yang katanya banyak dielu-elukan di luar sono. So, mungkin malah jadi super women multi-talented, gape masak en ngurus rumah seisinya, tapi juga ngga cupet wawasannya. Dan insya Allah para suami-suami tambah senang kan istrinya smart. Gimana para suami, setuju??

Wednesday, May 14, 2008

PELABUHAN HATI...

Ketika tetirah ke Padang dan sekitarnya, entah sudah berapa masjid di sana merasakan kunjungan singkat kami. Mulai dari Masjid Jihad di Padang Panjang cabang Koto Baru, Masjid Raya Bayur, masjid di tepi jalan seusia meninjau Danau Maninjau, shalat jumat di sebuah masjid Padang Pariaman, dan masjid-masjid lainnya.

Alhamdulillah, seolah sudah jadi keharusan, saat tiba waktu shalat, bergegas, mendirikan shalat. Takut tak ada umur, begitu orangtua bilang. Jangan ditunda-tunda, karena bila ajal sudah menjemput, artinya jiwa ini masih punya hutang yang takkan pernah sanggup dilunasi kepada-Nya.

Belajar menanamkan prinsip itu pada diri sendiri dan anak-anak sungguh bukan perkara mudah. Kalau Bapakku pernah berseloroh,"Ayo, jangan 'nembak' aja, tar tar (entar, nanti maksudnya,red.)", sekaranglah baru kuresapi kebenaran kata-katanya. Memang benar kata Rasul, teladan melalui contoh nyata sungguh lebih kena dan meresap di kepala dan juga hati. Bapakku hanyalah orang biasa, bersahaja, yang tekun mengejar waktu shalat maksimal di masjid, kecuali saat beliau sakit atau pulang telat dari mengajar di kampus. Dan semua yang terpatri di benakku tentang kebiasaan baik Bapak kucoba tularkan ke anak-anak, shalat di awal waktu dan berjamaah. Doaku selalu, semoga benih kebaikan yang berusaha kutabur pada mereka, buahnya akan mereka nikmati nanti dan gantian mereka menabur benih kebajikan itu kepada orang lain... Insya Allah...

Buat Bapak tercinta,
happy milad ya,
semoga senantiasa sehat, ceria, dan khusnul khatimah hidupmu, aamiin...
Terima kasih tak terhingga
untuk kasihmu sepanjang jalan, hanya Allah SWT yang pantas membalas budi baikmu...

Monday, May 12, 2008

ABCDEF... GUBRAX!

Punya anak ABG (anak baru gede) sejuta rasanya, mirip banget kayak makan permen nano-nano. Antara awan gelap dan mentari yang bersinar terang mah bisa-bisa cuma beda seperkian detik saking moody-nya, dan kita sebagai orang tua kudu musti harus punya urat sabar berkilo meter untuk menghadapinya (hehe, mungkin anandaku juga ngebatin, samma donk ma :D), juga tarik-ulur laksana maen layangan di lapangan, tau dengan pas by feeling kapan narik kapan ngulur.

Enaknya, kalo lagi klop en kompak, kita kayak temen banget, ngegosip macem-macem, cekikikan, sampe diajarin istilah ABG jaman sekarang yang lucu bin ajaib itu. Singkat kata, alkisah lagi asyik-asyiknya ngobrolin tingkah polah teman sekelasnya yang mulai genit sama lawan jenis, tiba-tiba keluar,"ABCD ma.." Langsung deh kusamber tanya,'ABCD apaan tuh? Emang temannya kakak (panggilannya) baru belajar abjad?" Anakku itu -- kelas 6 SD -- ngga pake dikomando langsung terpingkal-pingkal, "aduh mama, error banget seh? ABCD itu Aduh Bo' Cape' Deh, malah ada yang sampe ABCDEFG." Hah? Puanjang sekaleee singkatannya (sebenarnya itu kependekan atau kepanjangan sih, hehe...). Dasar mama error, penasaran deh apa sih? Nah si kakak ngga mau kalah cool, dijawabnya,"Mama beneran pingin tau?? Beneran? ABCDEFG itu Aduh Bo' Capek Deh Eike Fiuh Gubrax!"

Giliran deh mamanya bengong, aseli bengong. Ampuun deh punya anak ABG, gurax banget!

Monday, May 5, 2008

NIKMAT PEMAAF

(30 HARI MENJEMPUT BERKAH, AA GYM, MQ SEGERA, 2005)

Sebenarnya, yang kerap mengganggu pikiran dan hati kita dari kekhilafan orang lain adalah karena kita sering tidak rela untuk memaafkannya. Padahal, ada 2 kebaikan dari seorang pemaaf, yaitu memadamkan dendam di hati dan memperoleh kasih sayang Allah SWT.

Marah adalah karunia Allah, namun dendam adalah hasutan setan. Allah menyenangi orang yang mudah memaafkan karena Allah juga Maha Pemaaf. Seseorang yang berlumur dosa, kecuali dosa syirik, jika ia sungguh-sungguh bertobat, Allah pun akan mengampuninya. Oleh karena itu, mengapa manusia yang sama-sama berlumpur dosa tidak mau saling memaafkan dan malah mengancam dengan dendam?

Renungkanlah, apakah masih ada orang-orang yang belum kita maafkan kesalahan masa lalunya. Kuatkan hati untuk memberi maaf karena Allah semata, insya Allah hal itu akan menjadi nikmat tiada terhingga.

RENUNGAN:
Hidup di dunia ini hanya sekedar mampir. Jangan pernah kita tertipu, terpesona, dan teperdaya oleh megahnya dunia dan ramainya kehidupan di dalamnya. Oleh karena itu, manfaatkanlah waktu yang singkat ini untuk menyiapkan bekal-bekal dengan amal-amal yang diridhai Allah SWT. Kapanpun maut menjemput, kita berharap telah terbebas dari segala busuk hati.


Duh Gusti Allah
Sang Penggenggam Tiap Jiwa makhluk-Nya
izinkan hamba
buka pintu maaf seluas samudera
untuk tiap jeda khilaf
untuk tiap butir kepedihan
yang pernah ditanamkan di hati ini
hingga
kumampu jemput ajalku
dengan kalbu
sejernih embun pagi-Mu...

Friday, May 2, 2008

DALAM GELAP SUNYI...

Ada masa
kumerasa
dicampakkan
ditinggal sendirian
dalam gulitanya malam
sementara
kau kejar bayang
di balik kabut
samar, sumir

dan tatkala
kau kunci mati hati
tak acuhkan
derai darah dan airmata ini
kunyaris tiba
pada titik nadir
tuk menyerah

keliru
aku keliru besar selama ini
dibutakan
realita maya
bergayut
menabur asa
cinta
harapan
pengabdian
pada makhluk-Mu
padahal dia lemah
selemah diriku



Janganlah pernah lagi silau oleh kemilau semu duniawi. Laksana kilat di runcing belati, ada kalanya ketika tak hati-hati, tajamnya 'kan mengoyak luka, semburatkan darah . Memang acapkali kita harus berulangkali terjatuh, terpelanting hingga memar baru kemudian menyadari bahwa kita lemah, dia lemah, semua makhluk-Nya lemah, dan hanya Allah jua Sang Maha Kuat, dengan segala kuasa dan kehendak-Nya...

Yang sedang tertatih bangkit dari keterpurukan, dan mengumpulkan puing-puing hatinya yang sempat berserakan, dan kini sedang belajar berteriak di dalam kalbunya untuk hanya dan selalu hanya bergantung pada-Nya, saja, hanya pada-Nya...